Day-6 Monday ,21 April 2014 masih ada 2 hari lagi perjalanan wisata kami di Negeri Kimchi.
Nach hari ini di
Indo sedang diperingati Hari Kartini..Pejuang wanita Indo...kalo di Indo kita
berpakaian daerah gimana kalo di Korea kita berpakaian ala Wanita Ningrat
Korea...Keren kali yaaa..
Breakfast di Novotel
Hotel dengan menu western dan juga menu Korea tentunya.Masih pagi after
breakfast kami masih sempat berpose di lobby Hotel yang luas dan apik.
Inilah
kelebihan Travel GR yang kami pake selalu memberikan fasilitas terbaik dan
akomodasi paling nyaman.
Destinasi hari ini
kami akan mengunjungi Ginseng Shop, mengunjungi Korea Food and Culture Institute untuk belajar membuat makanan khas
Korea Kimchi dan berpakaian khas Korea “Hanbook” .Lanjut ke Cosmetic Shop, Duti
Free Shop.Mengunjungi The National Folk Museum , N Seoul Tower dan closing di
Pusat perbelanjaan terkenal Seoul Myeongdong Street.
Setiap wisatawan
yang berkunjung ke Korea sama Pemerintah Korea diwajibkan berkunjung ke Korea
Ginseng Centre apalagi melalui Travel resmi sehingga kami hari ini diharuskan
berkunjung ke tempat Korea Ginseng yang hampir umum wisatawan kurang minat
.Untuk ilmu dan pengetahuan baiklah kami mampir dan penjelasan panjang lebar
dari pramuniaganya dalam bahasa Indo yang fasih..
Kata.. ginseng berasal dari bahasa Cina
"rénshēn". Rén berarti "manusia", dan shēn
means berarti "akar tanaman". Memang jika diperhatikan bentuk ginseng
mirip dengan bentuk manusia. Ginseng asli Korea berasal dari genus Panax,
sedangkan ada banyak tanaman yang mirip dengan ginseng Korea, tetapi kondisi
penanaman ginseng di Korea (suhu, kelembapan, mineral tanah, dll), membuat
kandungan ginseng yang ditanam di Korea berbeda dengan ginseng yang ditanam di
tempat lainnya.
Walaupun harganya
yang selangit mahalnya..tetap saja ada teman perjalanan yang memborong Ginseng
untuk minuman kesehatan..katanya...dan kalo ingin awet muda maka konsumsilah
Ginseng..
Perjalanan dilanjutkan ke Korea Food and Culture Institute untuk belajar membuat makanan khas Korea Kimchi dan berpakaian khas Korea “Hanbook” .
Perjalanan dilanjutkan ke Korea Food and Culture Institute untuk belajar membuat makanan khas Korea Kimchi dan berpakaian khas Korea “Hanbook” .
Berada dalam
ruangan yang bisa menampung sekitar 25-30 orang .Kami diberikan celemek(baju
masak) yang eye catching dan berdiri mengitari ruangan segi empat yang sudah
disediakan bahan” pembuat Kimchi dan bumbu”nya. Piring yang berisi Kubis dan
cabai yang siap diolesi seperti peragaan master chefnya.Bahan cabai itu sudah
campuran dari bumbu garam,jahe,ebi(udang rebon kecil),bawang putih ,bubukan
cabe merah dan minyak ikan.Siap dech Kubis rebusnya diolesi dengan bumbu Cabai
ke kelopak Kubisnya satu per satu kemudian digulung.Kemudian didiamkan beberapa
hari kemudian siap dimakan.Menurut info mereka Kimchi” hasil belajar wisatawan
ditampung di rumah anak Yatim/panti sehingga tidak terbuang...
Pelajaran sederhana
yang dikemas apik menjadi bahan suguhan paket wisata Korea.Luar biasa Korea....
Setelah belajar
buat Kimchi kita masih bisa beli Kimchi dan makanan olahan dalam Kemasan untuk
dibawa ke negeri masing masing.
Di ruangan yang
berbeda kami memasuki ruangan yang penuh dengan pakaian” khas Korea yang
disebut dengan Hanbook...warna warni cerah...beragam latar belakang view untuk
menambah indahnya Hanbook yang kita pakai...
Setelah dibantu
dengan 2 orang wanita kami berpakaian “Hanbook” seperti layaknya Gadis” Ningrat
Korea.
Cek Wikipedia yuks...
Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah
pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang
cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara
harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu
pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal
atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.seperti Tahun baru
Seollal (imlek) atau perayaan chuseok
The Hanbok (한복) untuk wanita terdiri atas rok dan atasan yang mirip bolero.
Hanbok juga sering disebut chimajeogori, chima berarti rok dan jeogori berarti
jaket. Sedang hanbok untuk laki-laki terdiri dari jaket pendek dan celana
panjang, yang disebut baji.
Salah satu aspek yang mendasar dari Hanbok adalah garis-garis
yang simpel namun indah. Seorang sarjana jepang, Yanagi Muneyoshi (1889-1961)
mengatakan bahwa karakteristik utama dari seni Korea adalah keindahan garis,
seni Jepang adalah keindahan warna, dan seni Cina adalah keindahan bentuk.
Garis memenuhi hampir semua seni Korea, dari mulai lukisan-lukisan pada jaman
Joseon hingga jendela tradisional korea.
Selain itu garis juga dilambangkan oleh rambut wanita, dan tentu
saja siluet dari hanbok. Dalam bahasa korea, kata tekstur atau gyeol, tidak
hanya berarti gelombang kain atau bentuk yang terbentuk secara alami, tapi juga
berarti kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Dan orang
Korea mengekspresikan tekstur melalui garis-garis yang mengalir dan alami dalam
hanbok, pakaian tradisional mereka.
Hanbok yang kita kenal itu adalah pakaian tradisional masyarakat
Korea pada Era Dinasti Jeoseon (1392-1910 M). Pada masa itulah paham
Konfusianisme diterapkan secara legal di Korea. Saat itu, terjadi pembedaan
pakaian yang dikenakan masyarakat Korea. Golongan Yangban atau golongan Atas
mengenakan hanbok berwarna-warni dengan hiasan bordir dan sulaman yang indah
dan bahan yang terbuat dari sutra. Golongan masyarakat umum atau rakyat biasa
mengenakan hanbok sederhana terbuat dari bahan kain katun dengan pembatasan
warna, yakni hanya warna putih, pink muda, hijau muda, dan abu-abu.
Arti Warna – Warna Pada Hanbok
Orang Korea sangat bangga terhadap hanbok sebagai identitas
pakaian tradisional mereka. ada sedikit perbedaan penyebutan nama pakaian ini
antara KOrea Selatan dengan KOrea Utara. Karakteristik yang menjadi keunggulan
Hanbok adalah potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang
atraktif dan indah. Jika Hanbok digunakan oleh orang-orang di KOrea selatan,
Orang Korea Utara menyebut “Jeoseon ot” (저선 옷). Ini tidak mengherankan,
karena, pakaian tradisional Korea yang paling terkenal adalah pakaian yang
berkembang di zaman dinasti Jeoseon, dinasti terakhir KOrea. Sebelum masa
dinasti Jeoseon, hanbok lebih rumit dan tidak praktis untuk dikenakan saat
melakukan pekerjaan sehari hari.
Setelah puas dengan
berbagai gaya dan pose dengan beberapa view indah.Kami masih harus melanjutkan destinasi hari ini ke beberapa tempat menarik.
Lengkap sudah penampilan wanita Minang dengan Pakaian khas Korea Hanbook.
(nach yang ini baru Bundo Kanduang lagi numbuk Padi di Lasuang...) Meciko..210414
Lengkap sudah penampilan wanita Minang dengan Pakaian khas Korea Hanbook.
(nach yang ini baru Bundo Kanduang lagi numbuk Padi di Lasuang...) Meciko..210414
Tidak ada komentar:
Posting Komentar