Faktor
sukses dan lancar nya jalan ke sebuah Pulau Indah di Danau Toba “Pulau Samosir”salah satu penentu dan
menghilangkan rasa ketakutan trauma Tsunami yang menerjang wilayah Pantai
Sumatera Barat di Tahun 2011 yang lalu.
Setelah kita berselancar indah ke gugusan Pulau” di Daerah Bungus seperti Pulau Pagang,Sikuai,Pamutusan dan Pasumpahan kemaren.Maka kali ini kami beberapa Keluarga sempat menengok Pantai Ketaping yang berada tidak begitu jauh dari Bandara International Minangkabau (BIM).
Setelah kita berselancar indah ke gugusan Pulau” di Daerah Bungus seperti Pulau Pagang,Sikuai,Pamutusan dan Pasumpahan kemaren.Maka kali ini kami beberapa Keluarga sempat menengok Pantai Ketaping yang berada tidak begitu jauh dari Bandara International Minangkabau (BIM).
Berhubung
perjalanan cukup mulus dan enak hanya 60 km saja dari Kota Padang maka kami
dapat membawa Mama ke pantai ini.
Perjalanan
dari Tabing BASECAMP HAMKA30 melewati
jalur ke BIM kemudian berkelok ke kanan menuju Ketaping dan Ulakan.Jalan cukup
mulus walau ada beberapa tempat sempat terputus dan dalam proses perbaikan .
Kami
melewati kebun buah naga yang cukup banyak terdapat di daerah sekitar Bandara
Ketaping . Beberapa kavling besar Kebun
naga yang sudah dimiliki oleh beberapa Pejabat Sumbar menurut infonya.
Sayang
menurut infonya Buah Naga di Ketaping banyak kena virus kuning sehingga
kesuksesan produksi Buah Naga di th 2010-2012 tinggal kenangan.back to laptop hehe..
Nach
menyusuri route sepanjang bibir pantai menuju Pariaman sangat banyak ditemukan
nama” Pantai disini sebut saja: Pantai Ketaping,Pantai Ulakan,Pantai Tiram,Pantai
Sunur,Pantai Kata,Pantai Cermin, dan Pantai Gandoriah di Kota Pariamannya.
Udara sejuk dan bersahabat walau panas tapi tidak begitu menyengat.Cocok untuk main dan jalan jalan di Pantai nan landai.
Pilihan
kami jatuh pada Pantai yang tidak begitu jauh dari Ketaping.Memasuki areal pantai
dengan biaya restribusi Mobil masuk saja
kita sudah boleh menyusuri pantai yang ditumbuhi dengan Pohon Pinus hijau
sepanjang pantai.
Beberapa
pondokan kecil sudah terisi penuh oleh wisatawan local yang pulkam lebaran
sekalian picnic dengan keluarga.
Akhirnya
pilihan kami jatuh di samping pondokan dibawah rimbunnya Pohon kelapa yang
meneduhi tempat kami bersantai.
Udara sejuk dan bersahabat walau panas tapi tidak begitu menyengat.Cocok untuk main dan jalan jalan di Pantai nan landai.
Sepanjang
pesisir Pantai menuju pariaman terlihat pantai yang landai dengan pasir putih
.Deburan ombak yang tenang penuh irama membuat kita terbuai apalagi sambil
menikmati suasana pantai bersama keluarga.
Sambil
santai menikmati bekal makanan dan kue” dari rumah ternyata panggilan penjaja
keliling makanan favorite kampuang” sala lauak” habis di goreng panas panas
membuat kami tergoda untuk membelinya.
Kampuang
pariaman memang terkenal dengan penganan yang satu ini..terbuat dari tepung
beras dicampur gilingan ikan segar dan cabe, bawang kemudian dibuat bulat” untuk terakhirnya
digoreng ….lamaknyo…..
Sambil
menikmati indah dan landainya pantai pasir Putih.Awalnya krucil” masih main
pasir dan main layangan.Akhirnya gak tahan juga untuk menceburkan diri di
deburan kecil ombak yang menghempas ke pantai.Mana gak bawa salinan si Rayhan
hayooo.
Menyusuri
pantai sepanjang pesisir barat ini memang terbukti landai dan ramah untuk
bermain layangan,main ombak asal tidak begitu jauh .Kami ibu” jo apaknyo tak lupa jalan
dan menyusuri tepi pantai dengan style foto” narcis disini.
Puas
dan lelah bermain serta mandi di deburan ombak pantai yang landai.Alkhirnya
kami siap” mau meneruskan perjalanan ke Pantai Tiram untuk mencari makan siang di tepi pantai
yang terkenal dengan masakan lauak Pukeknyo.
Setelah
melewati jalanan tanpa aspal dan rusak hampir 5 km .Dan kami juga menemukan
jalanan terputus dan dibelokan ke perkampungan sehingga mobil” perantau yang
sengaja piknik ke pesisir pantai ini menjadi macet terimbas jalanan kecil dan
berbatu.
Akhirnya
sampai juga kami di lapau ikan lauak pukek sayang beberapa lapau sudah habis
nasi dan sambalnya.
Terpaksa
tanpa pilihan harus menunggu makanan dan tanak nasi dulu agar bisa makan siang
yang sudah telat.Sayang kuliner kali ini kurang greget karena sudah habis lauk
utamanya.Habis makan kami berhenti di sebuah Surau yang besar dan bersih untuk
Sholat .
Usai sholat dan sempat mengaso disini kami melanjutkan perjalanan
kembali ke Padang .Perjalanan yang macet .Sementara Doi dan Hanif meneruskan
perjalanan ke Harau karena mereka ada acara reuni di Harau.
Usai sudah lawatan kami melihat keelokan Pantai Ketaping Pariaman dan yang pasti kami sekeluarga bisa menepis trauma Tsunami saat Kota Padang dan sekitarnya pernah kena bencana besar itu.Lain waktu saya akan cerita indahnya Pantai Pasie Jambak dengan kuliner Lauak Pukek..Gulai mansi...Lamaknyo...
Lombok mantabs..pokoke ...Saya sudah kesana dg group kantor..seruuu dech....
BalasHapus