EDISI VIOLET
1. Rudin BRI Semarang
2.Stasiun Ambarawa
3.Tour Kereta Kayu Ambarawa
4.RM Ayam Goreng Pak Sholeh
5.Pondok Kopi Umbul Sidomukti
6.Lawang Sewu
7.Dinner Kampung Laut
Malam tadi sudah joint Komandan Dety dari Surabaya.Sehingga kami sudah full team dari berbagai kota besar.Luar biasa kebersamaan Ikasmantri 85 ini berbagai Kota besar berkumpul di Semarang dari Padang,Jobodetabek ,Bandung,Jambi,Bengkulu,Solo,Makasar dan terakhir Surabaya.
STASIUN AMBARAWA
Stasiun Ambarawa yang semula bernama Stasiun Willem I diresmikan pada tgl21 Mei 1873 oleh Belanda.Nama Willem I diambil dari nama Raja I Belanda "Willem Frederick Prins van Oranje-Nassau (1772-1843).
Stasiu Ambarawa menghubungkan jalur Kedungjati-Beringin-Tuntang-Ambarawa yang dibangun oleh Netherlands Indische Spooweg Maatschappij (NISM)
Bangunan Stasiun Ambarawa saat ini adalah bangunan ke-2 yang dibangun th1907,menggantikan bangunan lama (1873)yang terbuat dari kayu dan berdindingbambu.
Tujuan dibangunnya Stasiun Ambarawa ini untuk kepentingan militer Belanda dan trasportasi barang komoditas sekitar Ambarawa dan daerah pedalaman ke pelabuhan di Semarang.Namun dianggap tidak menguntungkan kemudian th 1973 jalur ini ditutup.
Menyusul penutupan jalur tsb tgl 21 April 1978 Stasiun Ambarawa beralih fungsi menjadi MUSEUM KERETA API AMBARAWA yang diresmikan oleh MenteriPerhubungan yang saat itu Roesmin Noerjadin.Saat ini Museum Kereta Api Ambarawa sudah ditetapkan sebagai KAWASAN CAGAR ALAM BUDAYA yang harus dilestarikan sesuai dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Semetara Lawang Sewu dahulunya adalah Kantor Pusat NISM.Yang nanti sore kita kunjungi juga agar lengkap destinasi kita di Semarang.
Demikian sejarah Stasiun Ambarawa yang terpampang di sepanjang lorong lorong masuk menuju Museum Kereta Api ini.Kami tidak perlu antri beli karcis karena Team BRI sudah sigap standby tiket dengan jumlah anggota yang ikut dalam "Wisata Kereta Kayu melewati Rawa Pening".
Bahkan Team BRI sudah booking full 1 gerbong buat Ikasmantri85 sehingga kita dalam group Privasi.ruar biasa..
Sambil menunggu Jadwal Kereta Api kami explore sudut demi sudut Museum Ambarawa yang penuh kenangan kental akan penjajahan Belanda di Jawa.
Saat kami explore suasana dan kondisi gedung dan areal Museum Kereta Api ini sangat apik,resik dan terjaga kebersihannya.Semoga saja sampai sekarang masih dipertahankan sehingga potensi wisata Museum ini bisa dijual ke Mancanegara lho.
Wisata kita gak kalah dibanding negara negara luar asalkan dijaga dan disiplin untuk melestarikannya.
Rel bergerigi ini terkoneksi dengan roda gigi pada lokomotif yang berguna untuk menjaga lokomotif tidak selip saat jalan pada rel dengan tingkat kelandaian 40 per mil.Roda gigi lokomotif mengait rel bergerigi yang ada dibawahnyasebagai pengaman tambahan selain pengereman pada lok dan kereta/gerbong.Lokomotif uap bergerigi di Ambarawa terdiridari 2,yaitu seri B 2502 dan B2503 sementara di Sawahlunt Lok Uap Seri E 1060yang dikenal dengan nama Mak Itam..
(Saduran bebas dari riwayat Lokomotif sepanjang Lorong Ambarawa)..
Ternyata selain Lokomotif dengan Rel Bergerigi juga terdapat Lokomotif uap,Lokomotif Listrik,Lokomotif Diesel.Semua dipajang di Museum Kereta Api ini.
Tibalah waktunya kami menaiki Gerbong Kereta kayu dengan kursi terbuat dari kayu Jati yang akan menyusuri Rawa Pening menuju Tuntang pp.Jalur Ambarawa -Tuntang berjarak 7 km saja bila dibandingkan jarak Ambarawa-Bedono sepanajang 35 km ditempuh 1 jam perjalanan.
Walaupun jalur pendek menuju Tuntang tetapi perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat indah.Terlihat sawah sawah yang habis dipanen.Rawa pening sepanjang jalan dengan dilatarbelakangi Gunung Merbabu disana.Masya Allah indahnya perjalanan kami yang ditingkahi riuh dan derai tawa yang gak henti hentinya dengan kelucuan dan gurauan sahabat sahabat..bikin rinduu selalu...
Perjalanan pp Ambarawa -Tuntang .
Kami mengakhiri perjalanan menyusuri Ambarawa -Tuntang dengan keindahan alam serta riuh rendahnya kicauan kelakar para sahabat.Hari menjelang siang kami melanjutkan perjalan untuk makan siang di sebuah rumah makan sederhana Ayam Goreng Pak Sholeh dengan menu khas Ayam Goreng dan petai muda..
Menu yang sangat sederhana Ayam Kampung goreng panas panas serta goreng petai muda yang menggila sampai nambah terus nich.
Destinasi kami hari ini masih ada beberapa tempat lagi setelah makan siang ini.Kami akan menuju Pondok Kopi Umbul Sidomukti ,Lawang Sewu dan menghabiskan malam minggu di Kota Semarang dengan Dinner Kampung Laut.
Ikuti terus ya perjalanan kami di Semarang..
to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar