Setelah Edisi ke-3 bahas tentang Destinasi ini "WISATA KEBUN MADU EFFI" yang berada di Perbukitan Puncar 2000 Siosar Desa Kacinambun Kabanjahe,SumaterUtara.
Keesokan harinya setelah kita dari Sibolangit dan Berastagi dan sampai di Kota Medan Tujuan Utama yang mau didatangi pasti dan Wajib yaitu sebuah Mesjid Raya Medan yang penuh kenangan dan sejarah di Kota Medan.Setiap wisatawan yang berkunjung ke Medan selalu menyempatkan mampir ke Mesjid indah ini.Selain sholat wajib juga sholat sunat dan menikmati keindahan mesjidnya yang penuh dengan history.
Mesjid Al Mashum ini berada tidak jauh dari Istana Maemun.Kita akan mampir di ke-2 tempat ini tetapi memang lebih lama di Mesjid Indah ini karena kami menunaikan sholat Jamak dari perjalanan kami dari Sibolangit sekalian istirahat dari kepenatan perjalanan jauh dari luar kota..Jarak Mesjid Raya ke Istana Maemun sekitar 700 m bahkan menurut pengurus BKM Mesjid Raya dulunya Sultan /Raja Delli bila sholat melewati terowongan bawah tanah menuju Mesjid.Tetapi sudah lama ditutup karena sudah rusak.Begitu katanya.
Kami memasuki area parkir mesjid hampir waktu Sholat Ashar.Terdapat sepanjang parkiran tenda tenda kuliner yang nyaris didominasi Kuliner Minang.Terdengan sapaan dan teguran mampir dari para penjual ke kami dalam bahasa Minang.Umumnya perantau Minang yang membuka kuliner di sepanjang depan Mesjid.
Mesjid yang dibangun Sultan Deli ini selesai 3 tahun kemudian merupakan perpaduan arsitektur dari beberapa gaya arsitektur perpaduan daya Arsitektur India,Arab,Spanyol(Andalusia) dan Timur Tengah. Masya Allah begitu banyak arsitektur yang mendominasi bangunan ini membuat interior dan ekteriornya sangat cantik dan indah.
Kabarnya biaya pembangunan mesjid ini memakan biaya 1 juta Gulden yang diambil dari Kesultanan Deli yang saat itu jaya jayanya penjualan Tembakau Deli.Tetapi saat dikutip dari Tengku Luckman Sinar dalam bangunan dan runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur (2006) ternyata dana pembangunan Mesjid ini dibantu juga oleh Saudagar dari Ethnis Tionghoa Merdan yang bernama Tjong Afie.
Nach di edisi berikutnya kita akan telusuri Kediaman Tjong Afie yang sekarang sudah dijadikan Museum Tjong Afie yang berada di Kota Medan da menjadi salah satu destinasi Wisata Sejarah di Kota Medan..Sabar yaaa.
Selalu suka saat membaca sejarah tiap bangunan atau sejarah suatu daerah.Sehingga kita bisa belajar arti sebuah sejarah yang membuat kokohnya bangunan lama (cagar budaya) untuk dilestarikan .
Kami sholat jamak zuhur ashar disini dengan tenang karena tidak begitu banyak pengunjung di hari sabtu siang.Sehingga kita bisa sedikit leyeh leyeh dan berfoto leluasa diinterior dan eksetiornya mesjid.Bahkan Jida Witri sempat mewawancara Qarinnya ditengah kita leyeh leyeh sehabis sholat.
Denah Mesjid ini berbentuk Bujur Sangkar dimana gerbang besarnya dinaungi oleh kubah kubah berwarna hitam di ke-4 sudutnya . 4 Sudut sesuai dengan 4 penjuru mata angin Utara,Selatan,Timur dan Barat.4 Sudut yang berada di penjuru mata angin ini salah satu inspirasi meniru gaya Mesjid Timur Tengah.
Bahan bangunan untuk dekorasi dan marmernya digunakan berasal dari Italia dan Jerman.Bahkan kaca kaca patri bergaya klasik berasal dari negeri China.Sementara Kubahnya bergaya Moghul India. Masya Allah.Sementara interior dalamnya didominasi warna hijau nan seju.Bahkan pintu danjendelanya juga berwarna hijau.Permadani mesjidnya berwarna hijau membuat perpaduan warna interior mesjid menjadi serasi dan sejuk.Termasuk beragam jenis kaligrafi yang terpampang.Mimbarnya sangat unik dengan tangga melingkar dengan berhiaskan ornamen yang sangat indah dan khas.Bahkan untuk mengumandangkan azan diberikan areal khusus dengan tangga seperempat lingkaran dengan dihiaskan marmer serta ornamen ukuran bermotif floral dan geometris.Masya Allah indahnya.Bila memasuki kawasan Mesjid sebaiknya kita harus berpakaian sopan dan berbusana Muslim.Kebetulan Opung Taruli Non Muslim tetapi kami pas sedang membawa Selendang Koto Gadang sehingga dia bisa menutupi kepalanya dengan selendang khas Minang ini.
Takjub atas keindahan Mesjid Al Mashum ini membuat kami masih betah berlama lama disini tetapi masih ada beberapa destinasi lagi membuat kami pamit dan melanjutkan perjalanan mengitari Kota Medan.
to be continued
Ditunggu cerita berikutnya.
BalasHapusMokasi Mai Devi..semangat...
Hapus