Sejak dibukanya Toll Cipali..Kota Cirebon
saat ini sangat diminati kaum wisatawan Lokal khususnya masyarakat cukup
antusias mengunjungi salah satu Wisata Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon ini.
Peminat menuju Cirebon tidak saja
dapat mencicipi Kuliner khas Cirebon, Batik Cirebon dan juga berbagai wisata
Sejarah dan situs situs peninggalan zaman dahulu terdapat banyak sekali di Kota
udang ini.
Salah Satunya Keraton Kasepuhan Cirbon
yang beralamat Jalan Kasepuhan No 43 Kampung Mandalangan ,Kelurahan Kasepuhan ,Kecamatan Lemah
Wungkuk,Cirebon ,Jawa Barat.
Setelah kami Group ISTHI Harapan indah
beranjak dari Goa Sunyaragi.Perjalanan dilanjutkan ke Wisata Sejarah Keraton
Kasepuhan Cirebon.
Sejarah
Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon
didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada masa perkembangan islam atau sekitar
tahun 1529. Pada awal dibangunnya Keraton Kasepuhan merupakan perluasan dari
Keraton Pakungwati yang merupakan keraton tertua di Cirebon. Keraton Pakungwati
yang terletak di sebalah timur Keraton Kasepuhan, dibangun oleh Pangeran
Cakrabuana (Putera Raja Pajajaran) pada tahun 1452, bersamaan dengan
pembangunan Tajug Pejlagrahan yang berada di sebelah timurnya.
Sebutan
Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana
yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid
Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan
dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton
Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan. Keraton Kasepuhan adalah
kerajaan islam tempat para pendiri cirebon bertahta, disinilah pusat
pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri.
Pada
tahun 1969, karena konflik internal Kesultanan Cirebon dibagi dua menjadi
Kesultanan Kanoman dan Kasepuhan. Kesultanan Kanoman dipimpin oleh Pangeran
Kartawijaya dan bergelar Sultan Anom I, sementara Kesultanan Kasepuhan dipimpin
oleh Pangeran Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I. Kedua sultan ini kakak
beradik, dan masing-masing menempati Keraton sendiri.
(wwwseputar-cirebon.com)
Selain Keraton Kasepuhan Cirebon beberapa Peninggalan
Kesultanan Cirebon terdapat di Kota ini al:
1.Keraton Kasepuhan Cirebon
2.Kereta Singa Barong Kasepuhan
3. Keraton kanoman
4. Kereta Paksi Naga Lima
5. Kereta Kacirebonan
6. Mesjid Sang Cipta Rasa
7. Makan Sunan Gunung Jati.
Terlihat Silsilah Raja Kesultanan
Cirebon di dinding Keraton dimana:
1.
Pangeran Cakrabuana /Sultan Cirebon I(1445-1479)
2.
Sunan Gunung Jati/Sultan Cirebon II (1479-1568)
3.
Fatahillah /Sultan Cirebon III (1568-1570)
4.
Panembahan Ratu I/Sultan Cirebon IV (1570-1649)
5.
Panembahan Ratu II/Sultan Cirebon V (1649-1677)
Kemudian Sultan Ageng Tirtayasa
Kesultanan Cirebon pada th 1677 dibagi 2:
1.
Kasepuhan diangkat
Pangeran Martawijaya (Sultan Keraton Kasepuhan sd th 1703)
2.
Kanoman diangkat Pangeran Kartawijaya (Sultan Keraton Kanoman
sd th 1723)
Nach setelah Indonesia
merdeka,Kesultanan Cirebon masih ada tetapi menjadi bagian dari Kabupaten
Cirebon.Sehingga Cirebon tidak memegang tampuk pemerintahan Kesultanan.Tetapi
peninggalan Kesultanan seperti keratin” dan Mesjid masih dijaga dan dapat
digunakan saat upacara keagamaan.
MECIKOBLOGSPOT |
Saat memasuki keratin yang diselimuti bangunan warna putih
nan kokoh terdapat 2 patung macan putih di gerbangnya.Perlambang Kesultanan
Cirebon merupakan penerus kerajaan Padjajaran dan terlihat pengaruh Hindu
sebagai agaram resmi9 Kerajaan Padjajaran.
Sayang kami hanya bisa sampai di pintu
masuk utama saja tanpa bisa memasuki Keratonnya.Tetapi samping kanan terdapat
Museum Kereta Singa Barong yang terdapat ratusan peninggalan kuno bersejarah
Kasepuhan Cirebon.
Yang sangat menarik Lukisan Prabu
Siliwangi dimana mata dan kakinya bisa mengikuti ke arah dimana kita berdiri.Karena 3 dimensi tetapi menurut pemandu keraton ada mistiknya di dalam lukisan ini..entahlah...
Ada yang berbeda jika kita
membandingkan bila masuk ke Keraton Ngajogyakarta yang lebih apik,bersih,terawat.
Memasuki areal Keraton Cirebon ini setiap sudut kami disuruh memberikan tips
yang disediakan petugas di setiap benda peninggalan ,pintu masuk.Sehingga
kelihatan tidak professional.Bila tujuannya untuk kebersihan dan operasional
Keraton.Mungkin perlu Tarif Masuknya dinaikan tanpa ada lagi permintaan
tip/recehan di setiap sudut ruang.Sayang peninggalan bersejarah dihargai dengan
recehan .Apalagi bagi turis manca Negara menjadi kurang enak dipandang mata.
Puas berkeliling menikmati benda benda kuno museum .kami meninggalkan keraton untuk makan siang di Empal Gentong salah satu kuliner terkenal asli Cirebon...
To be continued
http://meciko.blogspot.co.id/2015/12/sensasi-rasa-empal-gentong-mang-afud.html
http://meciko.blogspot.co.id/2015/12/sensasi-rasa-empal-gentong-mang-afud.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar