Jl Masjid Jami, Surgi Mufti
,Banjarmasin Utara,kota Banjarmasin .
Mesjid
tua ini dibangun pada th 1777 dengan perpaduan arsitektur Banjar dan kolonial dengan joglo terbuat dari bahan dasar kayu besi (Kayu ulin) yang sangat
terkenal dengan ketahanannya.Awalnya masjid ini berada di tepian sungai
Martapura dan dipindahkan sekarang ke kelurahan Antasan Kecil Timur pada tahun
1934.Penyebab dipindahkan dari lokasi lama karena masjid terkena longsor
Mesjid
lama dibongar dan masyarakat Banjar masih menyisakan bangunannya yang sekarang
menjadi sebuah Langgar Sinar Masjid.
Sejarah
mencatat di sebuah plakat otentik diatas kuningan yang dilapis kaca ditempel di
samping mimbar Mesjid .”Tarikh didirikan Masjid asal hari Sabtu 17 Syawal tahun
1195 H Sultan Tamjidillah dan dicabut 11
Rajab th 1353 umurnya 157 tahun 8 bulan 24 hari tarikh.Didirikan masjid baru
hari Ahad 16 Dzhuhijjah 1352 Mufti Haji Ahmad Kusasi”
Mesjid
Sungai Jingah merupakan masjid no 2 tertua setelah Masjid Sultan Suriansyah di
Kuin Utara.
Kami
memasuki pelataran masjid setelah melewati waktu Zhuhur yang tadi kita sudah
sempat sholat di Mesjid samping warung es nyiur.
Melihat
masjid yang sudah berumur hampir ratusan tahun dengan bangunan yang masih kokoh
dibalut ukiran kayu ulin dengan nuansa warna kayu merah.Mesjid dengan tiang
utama penyangga yang kokoh sebanyak 17 buah.Atap sirap dengan jenjang 3.Luas
Mesjid bagian dalam 40x40 mserta ditambah dengan mihrab dan plaza di seputar masjid
dengan 3 pendopo sebagai pintu utama dan 38 buah pintu masuk untuk mencapai
ruang dalam masjid.
Masyarakat Banjar yang sejak dulu saat taat beribadah kesulitan karena tidak ada masjid yang cukup menampung jumlah besar Jemaah. Sementara Pemerintah Belanda yang saat itu tidak disukai masyarakat Banjar sengaja mengambil kesempatan untuk berniat menyumbangkan uang hasil pajak untuk pembangunan Mesjid.Sangat disayangkan Masyarakat Banjar yang sangat taat menolah mentah mentah tawaran yang hukumnya haram menerima pemberian dari penjajah Belanda.
Akhirnya
dengan swadaya masyarakat mereka bergotong royong membangun masjid dengan
mengumpulkan dana ,tanah,sumbangan harta benda,perhiasan bahkan hasil
pertanian.Hasil swadaya itulah akhirnya berdiri dengan megah sebuah masjid yang
menjadi sejarah penyebaran Islam di Banjar salah satunya
Siang
semakin terik saatnya kami harus mengisi perut yang sudah mulai keroncongan dan
mencoba mencicipi kuliner berikutnya di Banjar..
To be continued
http://meciko.blogspot.co.id/2016/11/jembatan-barito-wisata-borneo-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar