continued..
Perjalanan kami pagi ini di Kamis/17 Agustus 2017 setelah check out dari Parai City garden Hotel sawahlunto.Saatnya kami melanjutkan perjalanan menuju Batusangkar.
Destinasi
hari ini di saat Hari Kemerdekaan RI kami menggunakan DC Red sesuai dengan hari
bangkit dan merdekanya RI seutuhnya..
SAWAHLUNTO-BATUSANGKAR
–ISTANO PAGARUYUNG-DANAU SINGKARAK-NAGARI PARIANGAN –TENUNAN PANDAI SIKEK-KOTA
BUKITTINGGI..NGINAP GRAND MALINDO HOTEL
ISTANO
PAGARUYUNG.
Jarak
Kota Sawahlunto menuju Istano pagaruyung sekitar 43 km dapat ditempuh dengan
waktu 1 jam 15 menit.Udara sangat cerah perjalanan yang berkelok kelok kami
tempuh tidak terlalu sulit.
Memasuki
daerah Pagaruyung terlihat tulisan “PAGARUYUNG” jelas terlihat sebagai panorama baru disekitar
Istano Pagaruyung.
Beruntung
kami didampingi Malin(TL Pelangi Holiday) yang dengan fasih menjelaskan sejarah
Istano Pagaruyung,Sejarah Raja Aditiawarman yang berasal dari Majapahit dan berbagai sejarah daerah yang
kita lalui.Malin cukup menguasai literature dan tambo Adat Minangkabau.Malah saya
beberapa kisah dan sejarah ada yang tidak detail mengetahuinya.
Istano
pagaruyung dulunya bernama Istano Basa yang terletak di Kecamatan Tanjung
Emas,Kota Batusangkar ,Kab.Tanah Datar Sumbar.Istana yang sekarang sebenarnya
merupakan Replika dari istana asli yang runtuh dan terbakar th 1804 serta
terbakar kembali 1966.Pada th 27 Dec 1976 didirikan replika Istano yang terletak di
sebelah selatan Istano yang lama .Ternyata th 2007 istano Pagaruyung terbakar
akibat petir dan hanya sedikit peninggalan dan dokumen yang bisa diselamatkan.
Istano
Basa Pagaruyung berarti Istana Besar Kerajaan Pagaruyung dimana tempat kediaman
Raja Alam
Cerita Istano Pagaruyung...
Sembari
berkeliling dan berfoto foto saatnya kami diberi waktu untuk mengenakan baju
Adat Minang "Anak Daro” basuntiang tinggi.Ruang ganti menggunakan Baju Adat
ini berada di bawah Istano Pagaruyung.Beberapa Ibu” Team Istano sudah siap
membantu kami mengenakan Baju adat yang kami pilih..Ada hampir 100 stell baju adat yang siap dikenakan wisatawan bila berkunjung ke Istano Pagaruyung...
Sekarang Istano
pagaruyung hanya replica dari bangunan asli yang sudah di bakar Belanda th 1804
yang berada di Bukit Batu Patah..Istano berbentuk rumah gadang panggung dengan
atap gonjong yang merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau yang kental.Rumah
Gonjong dengan 3 tingkat berdiri dengan 72 tonggak penyangga .Terdiri dari 11
gonjong (pucuk atap)dan dinding dipenuhi oleh ornament warna warni khas
Minangkabau dengan 58 motif yang indah.
Pagaruyung merupakan
kerajaan yang pernah berdiri di Sumatera wilayah Sumatera Barat sekarang.
Sebelumnya kerajaan
ini tergabung dalam Malayapura.Terlihat benderanya 3 warna hitam,merah,kuning
seperti Bendera Jerman.Makanya setiap ada acara adat ,keramaian di Minang
terlihat marawa berwarna hitam,merah,kuning seperti Bendera Kerajaan
Malayapura.
Sambil mengenakan baju adat Minang walaupun tidak
persis sama dengan aslinya karena suntiangnya sudah dimodifikasi dan terlihat
sudah lebih ringan tidak seperti aslinya yang ditusuk satu per satu ke rambut
yang dikonde besar dan diberi gulungan daun pandan sehingga wangi.Di depan kening masih ada hiasan ornamen perak dan ditambah rangkaian bunga melati sepasang di samping telinga.Dulu anak
daro yang sudah basuntiang seharian sangat berat.Tetapi saat bersanding sama
sang pujaan hati mana ada merasakan beratnya suntiang itu.Karena aura penganten
Minang itu sungguh mempesona sehingga suasana hati dan raga sangat bahagia…ciee.ciee..jd
ingat masa lalu 25 th yang silam…
Baju yang kami kenakan berlapis karena baju kita tidak di lepas sehingga terasa penuh dan panas.Sehingga hanya 45 menitan saja kita sudah berkeringat .Memang lebih nyaman baju diganti tetapi lebih ribet dalam waktu dan pemasangan bajunya yang berlapis lapis.Ada plus minusnya sich kalo buat orang diluar Minang yang mencoba mengenakan Baju Adat Minangkabau ini.
Setelah puas berfoto dan sudah keringatan juga saatnya kami meninggalkan
Istano pagaruyung dengan berjuta sejarah kejayan Kerajaan Pagaruyung di
masanya.Kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang yang berada masih di
sekitar Batusangkar.
Rumah Makan Sawah Laman.
Kami mampir di sebuah Rumah Makan bernama Sawah
Laman dimana di halaman berdiri bangunan megah Rumah bagonjong Minang milik Dt
Bagindo Malano yang indah dan megah .Berada di Jl
Ayani Jorong Baringin Lima Kaum Tanah Datar Batusangkar berada 5 km dari Istano Pagaruyung persis di pinggir
jalan raya Batusangkar-Padang Panjang.
Group kami sudah reservasi oleh Pelangi Holiday
sehingga di meja sudah terhidang aneka ragam lauk dan samba ala Padang.Walaupun
sebenarnya makan di Minang itu lebih enak duduk dibawah “baselo” dibanding di
meja.
Rumah makan Sawah laman
ternyata juga disupport dengan fasilitas Wifi,Lesehan (duduk baselo),Makan
bajamba di Rumah Gadang ,Musholla dan area parkir.
Saat kami makan beberapa lauk
yang gak disentuh kami ganti dengan menu lauak Baka yang cukup lezat disini.
Setelah makan dan sholat kami
ditawari pemilik Sawah Laman untuk masuk ke Rumah gadang beliau sembari
menerangkan kalau beliau juga bisa menyiapkan Makan Bajamba bila anggotanya
diatas 30 orang.
Rumah Gadang yang masih sangat
terpelihara baik isi dalam rumah gadang maupun kamar kamar yang masih ditempati
anggota keluarga.Hari makin siang saatnya kami melanjutkan perjalanan ke Nagari
Tuo Pariangan” Desa Terindah di dunia :”
yang didaulat oleh Majalah Travel Budget Magazine USA.
Kita lihat yaa..apakah benar
desa itu indah dan memang pantas dinobatkan desa terindah…mupeng khan....
Carito basambuang yo..
http://meciko.blogspot.co.id/2017/08/suasana-alam-minangkabau-kental-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar