Memang kami diarahkan melewati sisi kanan Museum .Harga ticket masuk Museum karaton untuk Wisatawan domestik Rp 10.000 .Jam buka Senen-Jumat 09.00-14.00 ,khusus Sabtu Minggu 09.00-15.00.Tata Tertib pengunjung memasuki areal dalam Keraton adalah : Setiap pengunjung Museum/Keraton tidak diperbolehkan memakai topi,kaca mata hitam,celana pendek dan sandal..
Alamak saya saat itu menggunakan sandal walaupun sandal buatan Negeri Hittler tetap aja judulnya sandal..jiaaahhh..alamat buka sandal dech di dalam.
Upacara Garebeg tadi kami bisa lihat dari area dalam Kompleks Kori Srimanganti dan panggung Sanggabuwana berada di alun utara
Kompleks kamandungan Utara
Kami memasuki areal museum dalam istana setelah menanggalkan sandal yang membuat Hanif rada kesel karena harus telanjang kaki apalagi melewati jalanan tanah.
Karaton Surakarta Hadiningrat adalah istana resmi Kasunanan Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Istana terakhir Kesultanan Mataram ini didirikan di Desa Sala (Solo), sebuah pelabuhan kecil di tepi barat Bengawan (sungai) Beton/Sala. Setelah resmi istana Kesultanan Mataram selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kesultanan Mataram oleh Susuhunan Pakubuwana II kepada VOC pada tahun 1749. Setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Solo. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik.
terlihat beberapa masyarakat dan abdi dalem masih meyakini untuk berdoa dan melakukan pemujaan terhadap istana yang terlihat dari pemberian doa masih dengan sesajen bunga" dan hormat mereka terhadap istana.
Puas mengitari isi dalam Karaton Surakarta sambil pulang kami masih sempat melewati Pasar Sekatenan dan pagelaran wayang kulit di bangsal belakang karaton.
Berakhir perjalanan kami mennyusuri pesta tahunan dan jejak kai di Karaton Surakarta Hadiningrat.
to be continued
http://meciko.blogspot.com/2015/02/kuliner-wedangan-beda-gayacafe-tiga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar