Beruntung
sekali saat jalan masih ada Putri alias Icuy..anaknya Bung yang bisa
menggantikan Posisi Fotografer Hanif yang ngotot gak mau ikut ke Medan.
Kalo gak
ada Icuy musnah sudah impian untuk foto” genic di area destinasi selama
TobaTour Hamka30..Tks Icuyy…ehh tks Marissaa..hahay..
Kembali ke Destinasi berikutnya.Saat para cowo” ngobrol di Tip
Top sambil ngopi saatnya ibu” Gaul kembali melirik salah satu tempat Megah yang
sayang untuk dilewatkan.
Berada tidak jauh dari Tip Top restorant di Jl. Ahmad Yani atau
dulunya Jl Kesawan No 97-99 tidak lama kami menuju
sebuah Rumah Tua dan Megah yang sekarang berubah alih menjadi Mansion” RUMAH
TJONG A FIE”.
Kesan pertama yang kami terima yaitu saat kami membaca
Prasasti Sejarah Singkat Tjong Afie.
“There on the earth where I stand.I hold the sky.Success and
glory consist not in what I have gotten but in what I have given”..
Luar biasa..Motto dia sudah terlihat gulir gulir kedermawanan
seorang Tjong Afie.
Supaya tidak penasaran kami mulai masuk ke bagian dalam Rumah
beliau yang indah dan megah. Siapakah beliau sebenarnya???....
Yukks kita simak sejarah beliau
http://www.tjongafiemansion.com/history.html
Beliau dilahirkan Th 1860 di Meixian,Tiongkok China dan
merantau ke Medan th 1875.Dia membangun bisnis Kelapa Sawit, pabrik Gula,
Perusahaan Kereta Api, Bankir juga dengan karyawan lebih dari 10.000 orang.
Seorang yang dermawan dan Donatur pembangunan gedung gedung
penting di medan seperti istana Maemun.P_ernah diangkat menjadi Kapitan Cina
atau wakil tertinggi Masyarakat tionghoa di medan.
Rumah Megah ini (Mansion) dibangun tahun 1895 dan selesai th
1900 yang dibangun diatas 6000 m persegi dengan 40 ruangan bertingkat bergaya
arsitektur Campuran china-Tiongkok Arab Melayu Deli dan Eropa.
Pada 4 Februari 1921, Tjong A Fie meninggal dunia karena apopleksia
atau pendarahan otak, di kediamannya di Jalan Kesawan, Medan. Seluruh
kota Medan gempar dan turut berkabung, ribuan orang pelayat datang
berduyun-duyun bukan saja dari kota Medan, tetapi dari berbagai kota di
Sumatera Timur, Aceh, Padang, Penang, Malaysia, Singapura dan Pulau
Jawa.
Upacara pemakamannya berlangsung dengan megah dan penuh kebesaran sesuai dengan tradisi dan kedudukannya pada masa itu. Karena kedermawanannya, tanpa membeda-bedakan bangsa, ras, agama dan asal-usul, Tjong A Fie telah menjadi legenda dan namanya dikenang oleh penduduk kota Medan dan sekitarnya. Empat bulan sebelum meninggal dunia, Tjong A Fie telah membuat surat wasiat di hadapan notaris Dirk Johan Facquin den Grave. Isinya adalah mewariskan seluruh kekayaannya di Sumatera maupun di luar Sumatera kepada Yayasan Toen Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow pada saat ia meninggal dunia. Yayasan yang berkedudukan di Medan diminta untuk melakukan lima hal. Tiga diantaranya untuk memberikan bantuan keuangan kepada kaum muda yang berbakat dan berkelakuan baik serta ingin menyelesaikan pendidikannya, tanpa membedakan kebangsaan. Yayasan ini juga harus membantu mereka yang tidak mampu bekerja dengan baik karena cacat tubuh, buta, atau menderita penyakit berat. Juga yayasan diharapkan membantu para korban bencana alam tanpa memandang kebangsaan atau etnisnya.
Begitu banyak perabotan antic didalam Mansion ini hampir 1000
jenis dari Piranti Makan,Lemari,Perabotan tidur,Ranjang ukir dan berbagai
ukiran” di setiap sudut rumah megahnya.
Dari Plafon rumahnya yang megah dengan berbagai ukiran ada
disitu begitu indah .Apalagi untuk tahun 1895 begitu fantastic.
Rumah besarnya dibagi menjadi 3 bagian ruang inti tengah,sayap
kanan dan sayap kiri.Ruang sayap kanan masih digunakan oleh keluarga Tjong Afie
sementara Sayap kiri dibuka untuk Umum.
Beruntung sekali kami dipandu seorang pemandu wanita yang sekaligus
bisa mengambil shot shot indahnya interior rumah ini.
Begitu memandang plafon rumah ini dipenuhi oleh ukiran asli pengrajin cina dengan motif tumbuhan ,hewan dan bunga.Serta lampu lampu kristal dan antik .Keren bangets..
Kami memasuki ruang demi ruang ada Kamar Tidur beliau,Kamar Tidur Putrinya,Ruang Tamu untuk menerima Sultan Deli ,Ruang Kerja.Ruang Rapat..Berbagai foto" dan tulisan tentang beliau sangat banyak disini.Butuh waktu lama bila harus mengelilingi ruang demi ruang disini yang berjumlah 40 ruang.
Melihat isi dan sejarah sang Dermawan ini sebanding dengan ticket masuk yang awal tadi kami anggap cukup mahal.Beragam perabotan dan ukiran" dengan citra nilai historis tinggi membuat kami terkagum kagum dan berdecak melihat indahnya rumah beliau dulunya.
Beruntung sekali kami berdua sempat menikmati ruangan dalam nan indah dan nilai sejarah Mansion ini.
Buru buru kami harus kembali ke Tip Top Restoran karena sudah ditunggu Bapak" disana.
Gak rugi dech kalo ke Medan harus menyilau Tjong Afie Mansion..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar