Halaman

Jumat, 04 September 2015

MENEPIS TRAUMA TSUNAMI DI KEELOKAN PANTAI KETAPING PARIAMAN

Entah apa yang membuat kami keluarga besar senang dengan pantai dan Pulau tahun ini.Sehingga Lebaran kali ini menyinggahi Pantai” Indah West Sumatera dan juga keelokan Pulau Pulau nan eksotik di perairan Pantai Barat Sumatera.
Faktor sukses dan lancar nya jalan ke sebuah Pulau Indah di Danau Toba “Pulau Samosir”salah satu penentu dan menghilangkan rasa ketakutan trauma Tsunami yang menerjang wilayah Pantai Sumatera Barat di  Tahun 2011 yang lalu. 
 Setelah kita berselancar indah ke gugusan Pulau” di Daerah Bungus seperti  Pulau Pagang,Sikuai,Pamutusan dan Pasumpahan kemaren.Maka kali ini kami beberapa Keluarga sempat menengok Pantai Ketaping yang berada tidak begitu jauh dari Bandara International Minangkabau (BIM).
Berhubung perjalanan cukup mulus dan enak hanya 60 km saja dari Kota Padang maka kami dapat membawa Mama ke pantai ini.
Perjalanan dari Tabing BASECAMP HAMKA30  melewati jalur ke BIM kemudian berkelok ke kanan menuju Ketaping dan Ulakan.Jalan cukup mulus walau ada beberapa tempat sempat terputus dan dalam proses perbaikan .
Kami melewati kebun buah naga yang cukup banyak terdapat di daerah sekitar Bandara Ketaping  . Beberapa kavling besar Kebun naga yang sudah dimiliki oleh beberapa Pejabat Sumbar menurut infonya.

Beruntung juga saya dengan group Ikasmantri85 pernah mampir dan mencicipi Buah Naga di Kebun Papinya BuHaNa Prof Dr Rafki Ismail saat acara Ikasmantri 85 Painan Padang..  21-24 October 2010 .
Sayang menurut infonya Buah Naga di Ketaping banyak kena virus kuning sehingga kesuksesan produksi Buah Naga di th 2010-2012 tinggal kenangan.back to laptop hehe..
Nach menyusuri route sepanjang bibir pantai menuju Pariaman sangat banyak ditemukan nama” Pantai disini sebut saja: Pantai Ketaping,Pantai Ulakan,Pantai Tiram,Pantai Sunur,Pantai Kata,Pantai Cermin, dan Pantai Gandoriah di Kota Pariamannya.


Pilihan kami jatuh pada Pantai yang tidak begitu jauh dari Ketaping.Memasuki areal pantai dengan biaya restribusi Mobil  masuk saja kita sudah boleh menyusuri pantai yang ditumbuhi dengan Pohon Pinus hijau sepanjang pantai.
Beberapa pondokan kecil sudah terisi penuh oleh wisatawan local yang pulkam lebaran sekalian picnic dengan keluarga.
Akhirnya pilihan kami jatuh di samping pondokan dibawah rimbunnya Pohon kelapa yang meneduhi tempat kami bersantai.

Udara sejuk dan bersahabat walau panas tapi tidak begitu menyengat.Cocok untuk main dan jalan jalan di Pantai nan landai.
 Sepanjang pesisir Pantai menuju pariaman terlihat pantai yang landai dengan pasir putih .Deburan ombak yang tenang penuh irama membuat kita terbuai apalagi sambil menikmati suasana pantai bersama keluarga.
Sambil santai menikmati bekal makanan dan kue” dari rumah ternyata panggilan penjaja keliling makanan favorite kampuang” sala lauak” habis di goreng panas panas membuat kami tergoda untuk membelinya.
Kampuang pariaman memang terkenal dengan penganan yang satu ini..terbuat dari tepung beras dicampur gilingan ikan segar  dan cabe, bawang  kemudian dibuat bulat” untuk terakhirnya digoreng ….lamaknyo…..
Sambil menikmati indah dan landainya pantai pasir Putih.Awalnya krucil” masih main pasir dan main layangan.Akhirnya gak tahan juga untuk menceburkan diri di deburan kecil ombak yang menghempas ke pantai.Mana gak bawa salinan si Rayhan hayooo.
Menyusuri pantai sepanjang pesisir barat ini memang terbukti landai dan ramah untuk bermain layangan,main ombak asal tidak begitu jauh .Kami ibu” jo apaknyo  tak lupa jalan dan menyusuri tepi pantai dengan style foto” narcis disini.

Puas dan lelah bermain serta mandi di deburan ombak pantai yang landai.Alkhirnya kami siap” mau meneruskan perjalanan ke Pantai Tiram  untuk mencari makan siang di tepi pantai yang terkenal dengan masakan lauak Pukeknyo.
Setelah melewati jalanan tanpa aspal dan rusak hampir 5 km .Dan kami juga menemukan jalanan terputus dan dibelokan ke perkampungan sehingga mobil” perantau yang sengaja piknik ke pesisir pantai ini menjadi macet terimbas jalanan kecil dan berbatu.
Akhirnya sampai juga kami di lapau ikan lauak pukek sayang beberapa lapau sudah habis nasi dan sambalnya.
Terpaksa tanpa pilihan harus menunggu makanan dan tanak nasi dulu agar bisa makan siang yang sudah telat.Sayang kuliner kali ini kurang greget karena sudah habis lauk utamanya.Habis makan kami berhenti di sebuah Surau yang besar dan bersih untuk Sholat .
Usai  sholat dan sempat mengaso disini kami melanjutkan perjalanan kembali ke Padang .Perjalanan yang macet .Sementara Doi dan Hanif meneruskan perjalanan ke Harau karena mereka ada acara reuni di Harau.
Usai sudah lawatan kami melihat keelokan Pantai Ketaping Pariaman dan yang pasti kami sekeluarga bisa menepis trauma Tsunami saat Kota Padang dan sekitarnya pernah kena bencana besar itu.Lain waktu saya akan cerita indahnya Pantai Pasie Jambak dengan kuliner Lauak Pukek..Gulai mansi...Lamaknyo...

1 komentar:

  1. Lombok mantabs..pokoke ...Saya sudah kesana dg group kantor..seruuu dech....

    BalasHapus