Halaman

Senin, 10 Juli 2023

WISATA RANCAK DAN KULINER LAMAK DI KOTA JAM GADANG BUKITTINGGI EDISI 2

Kami diberi kesempatan langka bisa menginap di Hotel Novotel di saat Ramadhan.Jalan di Ramadhan di kampuang halaman hampir terlihat semua destinasi wisata kosong karena hampir penduduk lokal tidak akan mendatangi destinasi wisata apalagi Wisatawan Lokal.Paling kami hanya bertemu wisatawan asing di beberapa tempat saja.
Berniat pagi hari pingin hunting foto di seputar Kota Bukittinggi sementara doi dan Hanif memilih tidur istirahat di kamar.Kebetulan saya mendapatkan sebuah Bendi yang dari kemaren persis mangkal di depan Novotel.Setelah ngobrol dan sesuai harga yang disepakati untuk keliling dan tunggu foto foto di beberapa wisata.Akhirnya saya menaiki Bendi tsb.
DESTINASI WISATA 
1. BENTENG FOR DE COCK
Pilihan perdana saya ke Benteng Fort De Kock yang berada di atas Jembatan Limpapeh.Tidak berapa jauh dari Novotel saya harus membeli tiket untuk masuk ke Benteng.Berbekal tiket Dewasa Rp 25 K saya memasuki Area Benteng yang kosong hanya terlihat petugas petugas benteng yang sedang membersihkan area Benteng.
Terlihat 5 patung patung Pahlawan yang berada persis di depan area masuk Benteng. Patung Pahlawan dengan  Sejarah panjang di Sumatera Barat .Patung Hendrik Merkus Baron De Kock,Tuanku Rao,Tuanku Imam Bonjol,Tuangku Lintau ,Shaik Haji Muhamad SholehTuanku Tambusai)
Sejarah Benteng Fort de Kock dari Laman sikamek.sumbarprov.go.id
Benteng Fort de Kock dibangun pada th 1826 oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang dipimpin oleh Johann Heinrich Conrad Bauer.Merupakan seorang Kapten pemimpin pasukan tentara Hindia Belanda di wilayah pedalaman Sumatera Barat.Pada awalnya benteng ini diberi Nama Sterreschans yang memiliki arti benteng pelindung.Nama kemudian nama benteng itu diubah menjadi Fort de Cock yang merupakan nama lain dari Bukit Jirek.Nama benteng Fort de Kock didedikasikan kepada seorang Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang sekaligus Komandan Militer kala itu ,Hendrik Merkus Baron de Kock.Dibangun masa Perang Paderi (1803-1838).Pemerintah Hindia Belanda leluasa melakukan pembangunan Benteng Fort De Kock karena diminta bantuan oleh Kaum Adat untuk mengalahkan Kaum Paderi.Fungsi Benteng Fort de Kock sebahai pertahanan bagi 5 desa ada yang ada di sekitar bukit dari Perang Paderi yang telah bergolak selama satu dekade lebih.Pada akhirnya Kaum Adat justru mengalami kerugian karena perang tersebut menyebabkan Kerajaan Pagaruyung menjadi runtuh.(regionalkompas.com)
Keberadaan Benteng Fort de Kock ini tidak dapat dipisahkan dari Perang Paderi (1803-1838).Benteng yang berada di Bukit Kirek ini menjadi saksi kegigihan Pasukan paderi yang dipimpin oleh Imam Bonjol.
Kami masih bisa melihat sisa sisa meriam lawas  periode seratus  tahun  ke 19 yang berada disekitar Benteng.
Fort de Kock juga dibangun sebagai simbol bahwa Kolonial Belanda telah sukses menguasai kawasan Sumatera Barat .Benteng tersebut merupakan tanda penjajahan  
dan perluasan kekuasaan Belanda terhadap wilayah Bukittinggi,Agam dan Pasaman.
Dari Benteng Fort de Kock kita juga bisa mencapai Jembatan Limpapeh yang eye catching dengan warna merah orangenya.Jembatan gantung yang menghubungkan Taman Margasatwa dasn Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock.Terlihat bagian tengah jembatan ada bangunan bagonjong khas rumah tradisional Minangkabau dengan ujung gonjong yang meruncing.
2. PANORAMA NGARAI SIANOK
Saya melanjutkan perjalanan menaiki Bendi ke destinasi Panorama Ngarai Sianok .Tiket seharga 15 K per orang saya beli untuk bisa menyusuri Panorama Ngarai Sianok ini.Masih tetap sepi dengan pengunjung di Ramadhan pagi .
Ngarai Sianok merupakan lembah curam(jurang) dengan kedalaman 100 m dengan panjang 15 km dengan lebar 200 m.yang terletak dari  Nagari Koto Gadang ke Nagari Sianok Enam Koto dan berujung di Kecamatan Palupuh 
Tujuan utama kita ke sini pasti melihat pemandangan indah Ngarai Sianok dengan latar Gunung Merapi dan Singgalang.Sementara di bagian dasarnya dialiri oleh sungai (batang) Sianok yang jernih airnya.
Dari Panorama Ngarai sianok ini kita juga bisa akses Lubang Japang.Bangunan bersejarah dari Jaman Jepang.Akses dari Pintu Masuk Taman Panorama .Goa ini sepanjang 1,5 km tetapi sekarang pengunjung hanya bisa akses sepanjang 750 m saja.
Lubang Jepang ( Japanesse Tunnel) merupakan Terowongan (Bunker) sebuah perlindungan yang dibangun oleh tentara pendudukan  Jepang  tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan yang berlokasi di Jl Panorama.
Dari denah pintu masuk terdapat  Ruang Amunisi,Pintu Pelarian,Barak Militer Jepang,Ruang Sidang,Ruang Makan,Penjara,Dapur,Pintu Penyergapan,Pintu Keluar.
Seputar Taman Panorama Dinas Pariwisata menyediakan Play Ground,Musholla ,Menara pandang,Medan nan bapaneh  dll.
3. DESTINASI BELANJA PASAR ATEH
Bila ke Kota Bukittinggi terasa hampa kalau kita tidak mengitari Pasar Atas Bukittinggi.Pasar Atas yang sudah dibangun th 2019 sejak pernah terjadi kebakaran hebat dulunya Th 2017 .Pasar Ateh Bukittinggi dibangun dengan konsep Green Building yang ramah lingkungan dengan sirkulasi udara yang nyaman sehingga tidak diperlukan pendingin di sekitar Pasar Ateh.
Setelah mendapatkan oleh oleh untuk anak mantu dan keluarga .Saya melanjutkan target utama di sebuah Toko Souvenir persis di depan Novotel Hotel yang sudah puluhan tahun menjadi pelanggan nya.Berkah di pagi ini saya bertemu dengan owner lansung yang dulu juga mempunyai toko di Pasar Ateh setelah kebakaran toko beliau dipusatkan di depan Novotel ini.
Banyak barang barang premium yang dipunyai oleh Uni Hj Is (owner Mujmin44) 
Aneka ragam Bordiran ,sulaman ,Souvenir,Songket Pandai Sikek.Terlihat dari barang barang yang saya gelar hampir semua premium dengan jahitan tangan halus wanita Minang(Pandai Sikek,Koto Gadang).Wajar bila harganya sesuai dengan quality barangnya.Bila kita paham dengan barang akan bisa menilai harga sesuai dengan mutu dan kreasi tangan Mandeh mandeh.Setelah ngobrol cukup lama tanpa terasa cerita panjang membuat saya surprise ternyata beliau masih saudara Suami sahabat saya di Kimia dulu (Irent Hayati) owner Birru Jewelery .Masya Allah dunia ternyata sempit circlenya tidak jauh jauh ternyata.

4.WISATA JAM GADANG MALAM HARI
Hotel yang berada di tengah pusat Kota Bukittinggi membuat kami gampang mengakses tempat wisata baik siang dan malam hari.Tidak luput juga  untuk santai di malam hari di depan Jam gadang,Menikmati suasana Ramadhan setelah sholat Tarawih. Tak lupa menikmati Kerupuk Kuah dan tambahan Mie goreng di atasnya merupakan makanan tradisional khas Minang.Kerupuk kuah ini awalnya populer saat Bulan Ramadhan saja tidak saja di Bukittinggi di kampuang halaman suami Harau juga ada Karupuk Laweh dapat dicicipi saat wisata ke Harau.Kerupuk Ubi ini dibuat dengan digoreng diolesi kuah bumbu sate dan di atasnya topping Mie goreng.Banyak sebutan kerupuk kuah ini kalau di Minangkabau Kerupuk Leak,Kerupuk  laweh  juga kerupuk Mie.
Setelah menikmati suasana Jam Gadang malam hari kami memutuskan ngopi di tengah Kota sambil mencari kedai kopi akhirnya kami menemukan sebuah Cafe yang sangat meriah dengan puluhan lampu yaitu :CK Centre ( Coffee& kitchen,Family Karaoke) berada di Jl Ahmad Yani no 85  Kampung Cina (benteng) Ps Atas,Kec Guguak Panjang Bukittinggi.
                                
Terlihat banyak keluarga kecil yang menikmati makan  dan ngopi disini.Beberapa group kecil anak muda ngumpul reunian.Kami order 2 cangkir Kopi ,Teh panas,Roti bakar topping es cream dan french fries.
Selain menikmati suasana Ramadhan di malam hari dengan kuliner khasnya kami juga menikmati Berbuka dan Makan Sahur di Resto Novotel.Ternyata wisata dan kuliner saat Ramadhan bisa menjadi rekomendasi para perantau untuk meminimalisir kepadatan perantau pulkam saat Lebaran.Insya Allah.



Meciko





Tidak ada komentar:

Posting Komentar