Halaman

Selasa, 29 Agustus 2017

GADIH RANCAK ZAMAN BAHEULA DALAM BALUTAN BAJU ANAK DARO MINANG..EDISI 3

http://meciko.blogspot.co.id/2017/08/bergidik-bulu-roma-di-kota-arang-batu.html
continued..
Perjalanan kami pagi ini di Kamis/17 Agustus 2017 setelah check out dari Parai City garden Hotel sawahlunto.Saatnya kami melanjutkan perjalanan menuju Batusangkar.

Destinasi hari ini di saat Hari Kemerdekaan RI kami menggunakan DC Red sesuai dengan hari bangkit dan merdekanya RI seutuhnya..



SAWAHLUNTO-BATUSANGKAR –ISTANO PAGARUYUNG-DANAU SINGKARAK-NAGARI PARIANGAN –TENUNAN PANDAI SIKEK-KOTA BUKITTINGGI..NGINAP GRAND MALINDO HOTEL
ISTANO PAGARUYUNG.
Jarak Kota Sawahlunto menuju Istano pagaruyung sekitar 43 km dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 15 menit.Udara sangat cerah perjalanan yang berkelok kelok kami tempuh tidak terlalu sulit.
Memasuki daerah Pagaruyung terlihat tulisan “PAGARUYUNG” jelas  terlihat sebagai panorama baru disekitar Istano Pagaruyung.
 
Beruntung kami didampingi Malin(TL Pelangi Holiday) yang dengan fasih menjelaskan sejarah Istano Pagaruyung,Sejarah Raja Aditiawarman yang berasal dari Majapahit dan berbagai sejarah daerah yang kita lalui.Malin cukup menguasai literature dan tambo Adat Minangkabau.Malah saya  beberapa kisah dan sejarah  ada yang tidak detail mengetahuinya.
Istano pagaruyung dulunya bernama Istano Basa yang terletak di Kecamatan Tanjung Emas,Kota Batusangkar ,Kab.Tanah Datar Sumbar.Istana yang sekarang sebenarnya merupakan Replika dari istana asli yang runtuh dan terbakar th 1804 serta terbakar kembali 1966.Pada th 27 Dec 1976 didirikan replika Istano yang terletak di sebelah selatan Istano yang lama .Ternyata th 2007 istano Pagaruyung terbakar akibat petir dan hanya sedikit peninggalan dan dokumen yang bisa diselamatkan.
Istano Basa Pagaruyung berarti Istana Besar Kerajaan Pagaruyung dimana tempat kediaman Raja Alam 
 Cerita Istano Pagaruyung...

Sekarang Istano pagaruyung hanya replica dari bangunan asli yang sudah di bakar Belanda th 1804 yang berada di Bukit Batu Patah..Istano berbentuk rumah gadang panggung dengan atap gonjong yang merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau yang kental.Rumah Gonjong dengan 3 tingkat berdiri dengan 72 tonggak penyangga .Terdiri dari 11 gonjong (pucuk atap)dan dinding dipenuhi oleh ornament warna warni khas Minangkabau dengan 58 motif yang indah.

Pagaruyung merupakan kerajaan yang pernah berdiri di Sumatera wilayah Sumatera Barat sekarang.

Sebelumnya kerajaan ini tergabung dalam Malayapura.Terlihat benderanya 3 warna hitam,merah,kuning seperti Bendera Jerman.Makanya setiap ada acara adat ,keramaian di Minang terlihat marawa berwarna hitam,merah,kuning seperti Bendera Kerajaan Malayapura.
Sembari berkeliling dan berfoto foto saatnya kami diberi waktu untuk mengenakan baju Adat Minang "Anak Daro” basuntiang tinggi.Ruang ganti menggunakan Baju Adat ini berada di bawah Istano Pagaruyung.Beberapa Ibu” Team Istano sudah siap membantu kami mengenakan Baju adat yang kami pilih..Ada hampir 100 stell baju adat yang siap dikenakan wisatawan bila berkunjung ke Istano Pagaruyung...

Sambil mengenakan baju adat Minang walaupun tidak persis sama dengan aslinya karena suntiangnya sudah dimodifikasi dan terlihat sudah lebih ringan tidak seperti aslinya yang ditusuk satu per satu ke rambut yang dikonde besar dan diberi gulungan daun pandan sehingga wangi.Di depan kening masih ada hiasan ornamen perak dan ditambah rangkaian bunga melati sepasang di samping telinga.Dulu anak daro yang sudah basuntiang seharian sangat berat.Tetapi saat bersanding sama sang pujaan hati mana ada merasakan beratnya suntiang itu.Karena aura penganten Minang itu sungguh mempesona sehingga suasana hati dan raga sangat bahagia…ciee.ciee..jd ingat masa lalu 25 th yang silam…

Baju yang kami kenakan berlapis karena baju kita tidak di lepas sehingga terasa penuh dan panas.Sehingga hanya 45 menitan saja kita sudah berkeringat .Memang lebih nyaman baju diganti tetapi lebih ribet dalam waktu dan pemasangan bajunya yang berlapis lapis.Ada plus minusnya sich kalo buat orang diluar Minang yang mencoba mengenakan Baju Adat Minangkabau ini.

Setelah puas berfoto  dan sudah keringatan juga saatnya kami meninggalkan Istano pagaruyung dengan berjuta sejarah kejayan Kerajaan Pagaruyung di masanya.Kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang yang berada masih di sekitar Batusangkar.
Rumah Makan Sawah Laman.

Kami mampir di sebuah Rumah Makan bernama Sawah Laman dimana di halaman berdiri bangunan megah Rumah bagonjong Minang milik Dt Bagindo Malano  yang indah dan megah .Berada di Jl Ayani Jorong Baringin Lima Kaum Tanah Datar Batusangkar berada  5 km dari Istano Pagaruyung persis di pinggir jalan raya Batusangkar-Padang Panjang.
Group kami sudah reservasi oleh Pelangi Holiday sehingga di meja sudah terhidang aneka ragam lauk dan samba ala Padang.Walaupun sebenarnya makan di Minang itu lebih enak duduk dibawah “baselo” dibanding di meja.

Rumah makan Sawah laman ternyata juga disupport dengan fasilitas Wifi,Lesehan (duduk baselo),Makan bajamba di Rumah Gadang ,Musholla dan area parkir.

Saat kami makan beberapa lauk yang gak disentuh kami ganti dengan menu  lauak Baka yang cukup lezat disini.

Setelah makan dan sholat kami ditawari pemilik Sawah Laman untuk masuk ke Rumah gadang beliau sembari menerangkan kalau beliau juga bisa menyiapkan Makan Bajamba bila anggotanya diatas 30 orang.

Rumah Gadang yang masih sangat terpelihara baik isi dalam rumah gadang maupun kamar kamar yang masih ditempati anggota keluarga.Hari makin siang saatnya kami melanjutkan perjalanan ke Nagari Tuo  Pariangan” Desa Terindah di dunia :” yang didaulat oleh Majalah Travel Budget Magazine USA.

Kita lihat yaa..apakah benar desa itu indah dan memang pantas dinobatkan desa terindah…mupeng khan....


Carito basambuang yo..
 http://meciko.blogspot.co.id/2017/08/suasana-alam-minangkabau-kental-di.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar