Halaman

Sabtu, 16 November 2019

KEPO BERAT DENGAN SUKU DAYAK KENYAH DI DESA BUDAYA PAMPANG SAMARINDA


Berada di Borneo atau saat dolanan ke Balikpapan kita juga kepingin jalan sekalian ke Samarinda.
Ternyata di Samarinda ada yang menarik untuk dicari tahu yaitu sebuah DESA Budaya Pampang yang ternyata dari Balikpapan berada hampir 139 km atau sekitar 3,5 jam perjalanan darat dengan  mobil.
Pagi itu setelah kami breakfast kita sudah merencanakan untuk jalan ke Samarinda dan juga menyilau ke Desa Budaya Pampang.
Perjalanan pagi ini sangat lancar menuju Samarinda walaupun kita melalui Hutan Borneo tetapi jalanan tidak sepi .Nyaris seperti perjalanan kami melewati Jalan Sumatera saat pulang ke Padang.
Sampailah kami mendekati Kota Samarinda dengan terlihat sungai Mahakam di depan mata.Sungai Mahakam yang sangat indah dengan terlihat dari kejauhan sebuah Mesjid Indah ternyata merupakan Mesjid Raya Islamic Centre Darusallam .Keindahan Mesjid ini tidak kalah dibandingkan mesjid lainnya di Kota besar Jawa.
Dari Kota Samarinda masih berjarak 24 km sekitar 1 jam kurang .Setelah melewati Kota Samarinda kita menuju Jl Pampang Muara untuk berbelok memasuki Jl Wisata Budaya Pampang . 

foto dari Mosaicdunia
Kebetulan pagi ini di hari Minggu dan terlihat sudah ada Gereja Kemah Injil Indonesia Pampang   di kampung Pampang ini.Saat melewati desa ini terlihat gereja mereka dipadati jemaah.Berarti disini mereka sudah penganut Kristen dan bukan Animisme dan Dinamisme lagi.Ternyata benar saat kami memasuki kawasan Wisata Rumah Adat Suku Dayak Kenyah sepi hanya diisi beberapa anak anak kecil dan seorang tetua Kakek di dalam Rumah Adat.Para Pria dan wanitanya sedang ibadah ke Gereja.Bukti kalau mereka sudah menganut agama Kristen..
Desa Pampang merupakan desa yang berada di wilayah Sei Siring.Kawasan yang berada di daerah Samarinda Kalimantan Timur.Wisata Desa Pampang terkenal dengan Suku Dayak kenyah yang kalau kita perhatikan identik dengan orang orang Dayak bertelingga panjang.Penasaran khan...
 Suku Dayak Kenyah ini katanya bermigrasi dari Apokayan Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara tahun 1967.Mereka melalui beberapa daerah hingga akhirnya menetap di Desa Pampang.Di desa Pampang inilah kemudian mereka mendirikan Rumah Lamin yaitu rumah khas Suku Dayank Kenyah yang kemudian lebih dikenal dengan LAMIN ADAT PEMUNG TAWAI.Kemudian Pemerintah daerah Prov. Kalimantan Timur menetapkan Desa Pampang menjadi Desa Adat Dayak Kenyah pada th 1991.Rumah adat ini sekarang berubah fungsi menjadi tempat pertunjukan kesenian Khas Dayak.Ciri khas orang Dayak Kenyah ini berkulit kuning langsat nyaris agak pucat.Tetuanya bertelinga panjang karena menggunakan anting yang cukup berat berwarna kuning.Tradisi khas begini dinamakan Telingaan Aru.
Saat kami datang karena masih pagi dan pertunjukan tari adat belum ada.Sehingga saat masuk kita belum diminta tiket masuk .Malah Tiket saat berfoto untuk Dewasa Rp 25 Rb dan untuk Anak anak Rp 20 rb per orang lho.Nach bayangin saja kalo kita berfoto dengan segerombolan anak anak walaupun mereka belum menari.Setelah sempat tawar mereka foto bersama Rp 50 rb baru mereka setuju.hehe..Walaupun para penari dewasa belum ada tetapi tetua yang rabun masih saja mengerti soal uang.Jadi saat berfoto dia lansung nagih ke kita dan paham saja uang yang diberikan..semakin modern nich.
Terlihat ornamen ornamen khas burung enggang yang kita temukan di pintu,tembok,langit langit.Warna khas perpaduan merah,hitam,kuning dan putih dari bulu bulu enggang.Warna warna bulu burung itu kemudian diadaptasi ke cat tembok Kayu Ulin di setiap sudut tembok,pintu dan kayu di Rumah Lamin.
Terlihat ornamen ornamen khas burung enggang yang kita temukan di pintu,tembok,langit langit.Warna khas perpaduan merah,hitam,kuning dan putih dari bulu bulu enggang.Warna warna bulu burung itu kemudian diadaptasi ke cat tembok Kayu Ulin di setiap sudut tembok,pintu dan kayu di Rumah Lamin.Berhubung acara tarian masih lama dan siang Jam 14.00-15.00 sementara kita harus kembali ke Balikpapan akhirnya kami sepakat tidak menunggu acara tarian adat mereka.Akhirnya kami melipir di sisi kiri Rumah Lumin terletakwarung souvenir khas Dayak.

Akhirnya kami melipir di sisi kiri Rumah Lumin terletak warung souvenir khas Dayak. Pernak pernik ini lansung dibuat ditempat oleh tangan tangan terampil perempuan Dayak.


Malah kami menemukan Tumbuhan Pakis Hutan warna hijau dan pakis merah.Pengen beli tapi kapan masaknya ya..hihi.Padahal bila masak gulai Paku (bahasa Minangnya) dimakan dengan ketupet..hmmm lamaknyo....
Setelah mendapatkan pernak pernik beberapa akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Balikpapan untuk sebelumnya mencari makan Siang di Samarinda.Kami masih sempat berfoto di tepi sungai Mahakam.dan masih menikmati keindahan Mesjid Raya Darusallam walau tidak sempat sholat karena kita habis sholat di resto Raja Ikan.
Walau hanya beberapa jam saja menikmati Kota Samarinda tetapi lumayan untuk menghilangkan rasa penasaran kami untuk datang ke Samarinda.
Lain waktu kita explore Kota Samarinda lebih lengkap lagi.Insya Allah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar