Halaman

Selasa, 25 Desember 2012

MENGGAPAI NIKMAT ARBAIN DI MESJID NABAWI KOTA MADINAH AL MUNAWARRAH(3)

Alhamdullilah, akhirnya kami menginjakkan kaki di Tanah Haram tepatnya di Madinah Al Munawarroh..Kota yang nyaman ,lebih hijau dan sangat bersahabat.Lansung tanpa transit karena pesawat Saudi Arabian mendarat di Mohammad Bin Abdul Aziz  Airport Madinah Al Munawarrah.


Lagi” diberi kemudahan lansung menuju Madinah tanpa transit di Jeddah dulu seperti pesawat lainnya .Setelah proses Imigrasi dan pengambilan bagasi  di Airport selesai kita lansung menuju Penginapan/ Hotel.Kloter 40 ditempatkan di Hotel Sama  Al Bronze.

Jumat Tgl 5 october ’12 s/d Sabtu Tgl 13 Oct’12 ( 9 hari)
Menempati Kamar 510 ,  4 orang (Saya, Dwi, Nyak Ronci dan Teteh Ictje/Bu Suryadi).Sementara suami” berada di lantai yang sama beda kamar saja.
Kondisi kamar nyaman dan lumayan besar dengan 4 tempat tidur dan toilet yang bersih dan rapi.Berada paling pojok dan setelah dicek kamar teman” lainnya.kamar 510 termasuk yang paling luas dan nyaman..Padahal tidak ada order khusus lho sama Al Furqon…hehe..




Selama kami di Madinah  konsumsi sudah dalam bentuk catering( Nasi Box )  berikut buah dan minuman (Juice, air mineral).Sehingga soal makanan malah berlebih” selama nginap di Madinah.karena semua juga pada bawa bekal Lauk yang banyak dari tanah air.



Start melakukan sholat Arbain 40 waktu sholat Jumat di Mesjid Nabawi.Awal Arbain dengan Sholat Jumat dimana Masjid Nabawi Jemaah Laki” dan Jemaah wanita dipisah dan mempunyai pintu masuk yang berbeda..Hotel kami berada lebih dekat ke Pintu wanita..

Menurut info( Mr Google ya..)
Shalat Arba’in
Arba’in atau arba’un dalam bahasa Arab berarti empat puluh. Yang dimaksud dengan shalat arba’in adalah melakukan shalat empat puluh waktu di Masjid Nabawi secara berturut-turut dan tidak ketinggalan takbiratul ihram bersama imam. Para jamaah haji meyakini bahwa amalan ini akan membuat mereka terbebas dari neraka dan kemunafikan. Karenanya jamaah haji Indonesia dan banyak negara lain diprogramkan untuk menginap di Madinah selama minimal 8 hari agar bisa menjalankan shalat arba’in.
Dasar keyakinan ini adalah sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
«مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِينَ صَلاةً، لاَ يَفُوتُهُ صَلاةٌ، كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ، وَبَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ»
“Barang siapa shalat di masjidku empatpuluh shalat tanpa ketinggalan sekalipun, dicatatkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan dan ia bebas dari kemunafikan.” (HR. Ahmad no. 12.583 dan ath-Thabrani dalam al-Ausath no. 5.444)
Kita berharap untuk mendapatkan Pahala Sholat Arbain tsb selama berada di Madinah Al Munawarah.
Mari kita bahas dulu tentang Mesjid Nabawi yang kita kenal dengan Mesjid Rasulallah SAW.
Dari Wikipedia…
Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw., setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah saw. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi saw. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah saw. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.[1][2]




Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3] Rasulullah saw. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.[1]
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi saw. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah.[1] Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.
Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.[3]
Keutamaannya dinyatakan oleh Nabi saw., sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):
"Satu kali salat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya." (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah)[4]
Diterima dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW bersabda (yang artinya):
"Barangsiapa melakukan salat di mesjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan." (Riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang sah)[4]



Hotel Sama Al Bronze tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi sekitar radius 500 m..Sehingga habis sholat Subuh ataw Lohor kita sempat pulang.Tapi bila sholat Magrib sekaligus Isya sambil sholat” sunat dan baca Al Quran.Berharap selama berada di Tanah Haram bisa Khatam 2x.Insya Allah
Udara Madinah tidak terlalu panas.Siangnya lumayan terik tapi cukup bersahabat sama dengan kondisi Jakarta yang juga panas.
Alhamdullilah berkat niat dan semangat serta juga menjaga kesehatan dan kondisi badan kami mampu menyelesaikan Arbain selama 40 waktu di Mesjid Nabawi ini.
Disela” sholat Arbain yang 40 waktu kita juga sempat untuk ziarah ke Makam Rasullulah & Sahabat Nabi ,Raudah,Jabal uhud,Jabal Magnet dll.

Dikesempatan lain kami akan bahas ziarah” tempat penting di Madinah al Munawarrah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar