Halaman

Minggu, 14 September 2014

KERENNYA WANITA MINANG DIBALUT HANBOOK .PAKAIAN KHAS KOREA...PART 11





Day-6 Monday ,21 April 2014  masih ada 2 hari lagi perjalanan wisata kami di Negeri Kimchi.
Nach hari ini di Indo sedang diperingati Hari Kartini..Pejuang wanita Indo...kalo di Indo kita berpakaian daerah gimana kalo di Korea kita berpakaian ala Wanita Ningrat Korea...Keren kali yaaa..
Breakfast di Novotel Hotel dengan menu western dan juga menu Korea tentunya.Masih pagi after breakfast kami masih sempat berpose di lobby Hotel yang luas dan apik.
Inilah kelebihan Travel GR yang kami pake selalu memberikan fasilitas terbaik dan akomodasi paling nyaman.


Destinasi hari ini kami akan mengunjungi Ginseng Shop, mengunjungi Korea Food and Culture Institute untuk belajar membuat makanan khas Korea Kimchi dan berpakaian khas Korea “Hanbook” .Lanjut ke Cosmetic Shop, Duti Free Shop.Mengunjungi The National Folk Museum , N Seoul Tower dan closing di Pusat perbelanjaan terkenal Seoul Myeongdong Street.
Setiap wisatawan yang berkunjung ke Korea sama Pemerintah Korea diwajibkan berkunjung ke Korea Ginseng Centre apalagi melalui Travel resmi sehingga kami hari ini diharuskan berkunjung ke tempat Korea Ginseng yang hampir umum wisatawan kurang minat .Untuk ilmu dan pengetahuan baiklah kami mampir dan penjelasan panjang lebar dari pramuniaganya dalam bahasa Indo yang fasih..
  Kata.. ginseng berasal dari bahasa Cina "rénshēn". Rén berarti "manusia", dan shēn means berarti "akar tanaman". Memang jika diperhatikan bentuk ginseng mirip dengan bentuk manusia. Ginseng asli Korea berasal dari genus Panax, sedangkan ada banyak tanaman yang mirip dengan ginseng Korea, tetapi kondisi penanaman ginseng di Korea (suhu, kelembapan, mineral tanah, dll), membuat kandungan ginseng yang ditanam di Korea berbeda dengan ginseng yang ditanam di tempat lainnya.
Walaupun harganya yang selangit mahalnya..tetap saja ada teman perjalanan yang memborong Ginseng untuk minuman kesehatan..katanya...dan kalo ingin awet muda maka konsumsilah Ginseng..


Perjalanan dilanjutkan ke Korea Food and Culture Institute untuk belajar membuat makanan khas Korea Kimchi dan berpakaian khas Korea “Hanbook” .
Berada dalam ruangan yang bisa menampung sekitar 25-30 orang .Kami diberikan celemek(baju masak) yang eye catching dan berdiri mengitari ruangan segi empat yang sudah disediakan bahan” pembuat Kimchi dan bumbu”nya. Piring yang berisi Kubis dan cabai yang siap diolesi seperti peragaan master chefnya.Bahan cabai itu sudah campuran dari bumbu garam,jahe,ebi(udang rebon kecil),bawang putih ,bubukan cabe merah dan minyak ikan.Siap dech Kubis rebusnya diolesi dengan bumbu Cabai ke kelopak Kubisnya satu per satu kemudian digulung.Kemudian didiamkan beberapa hari kemudian siap dimakan.Menurut info mereka Kimchi” hasil belajar wisatawan ditampung di rumah anak Yatim/panti sehingga tidak terbuang...
Pelajaran sederhana yang dikemas apik menjadi bahan suguhan paket wisata Korea.Luar biasa Korea....
 Setelah belajar buat Kimchi kita masih bisa beli Kimchi dan makanan olahan dalam Kemasan untuk dibawa ke negeri masing masing.
Di ruangan yang berbeda kami memasuki ruangan yang penuh dengan pakaian” khas Korea yang disebut dengan Hanbook...warna warni cerah...beragam latar belakang view untuk menambah indahnya Hanbook yang kita pakai...


 Setelah dibantu dengan 2 orang wanita kami berpakaian “Hanbook” seperti layaknya Gadis” Ningrat Korea.

Cek Wikipedia yuks...

Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.seperti Tahun baru Seollal (imlek) atau perayaan chuseok
The Hanbok (한복) untuk wanita terdiri atas rok dan atasan yang mirip bolero. Hanbok juga sering disebut chimajeogori, chima berarti rok dan jeogori berarti jaket. Sedang hanbok untuk laki-laki terdiri dari jaket pendek dan celana panjang, yang disebut baji.

Salah satu aspek yang mendasar dari Hanbok adalah garis-garis yang simpel namun indah. Seorang sarjana jepang, Yanagi Muneyoshi (1889-1961) mengatakan bahwa karakteristik utama dari seni Korea adalah keindahan garis, seni Jepang adalah keindahan warna, dan seni Cina adalah keindahan bentuk. Garis memenuhi hampir semua seni Korea, dari mulai lukisan-lukisan pada jaman Joseon hingga jendela tradisional korea.
Selain itu garis juga dilambangkan oleh rambut wanita, dan tentu saja siluet dari hanbok. Dalam bahasa korea, kata tekstur atau gyeol, tidak hanya berarti gelombang kain atau bentuk yang terbentuk secara alami, tapi juga berarti kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Dan orang Korea mengekspresikan tekstur melalui garis-garis yang mengalir dan alami dalam hanbok, pakaian tradisional mereka.
Hanbok yang kita kenal itu adalah pakaian tradisional masyarakat Korea pada Era Dinasti Jeoseon (1392-1910 M). Pada masa itulah paham Konfusianisme diterapkan secara legal di Korea. Saat itu, terjadi pembedaan pakaian yang dikenakan masyarakat Korea. Golongan Yangban atau golongan Atas mengenakan hanbok berwarna-warni dengan hiasan bordir dan sulaman yang indah dan bahan yang terbuat dari sutra. Golongan masyarakat umum atau rakyat biasa mengenakan hanbok sederhana terbuat dari bahan kain katun dengan pembatasan warna, yakni hanya warna putih, pink muda, hijau muda, dan abu-abu.
Arti Warna – Warna Pada Hanbok

Jaman dulu, warna pakaian memiliki arti. Putih merupakan warna yang paling umum dan biasanya digunakan oleh orang biasa. Warna ini menyimbolkan kemurnian jiwa. Merah berarti nasib baik dan kekayaan, makanya dipakai ketika pernikahan oleh perempuan. Nila menyimbolkan ketetapan, dulunya digunakan untuk warna rok wanita-wanita di pengadilan dan jubah resmi pegawai pengadilan. Hitam menyimbolkan ketidakterbatasan dan merupakan sumber dari penciptaan, digunakan sebagai warna topi laki-laki. Kuning merepresentasikan pusat alam semesta, digunakan untuk pakaian kebesaran keluarga kerajaan. Rakyat biasa dilarang menggunakan warna kuning. Lima warna ini juga disimbolkan sebagai warna empat arah dan pusat alam semesta serta tatanan alam semesta. Pemilihan warna antara bagian rok dan baju pun didasarkan pada warna yin dan yang, yin untuk chima dan yang untuk jeogori. Begitu pun warna yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan, menyimbolkan yin dan yang.
Orang Korea sangat bangga terhadap hanbok sebagai identitas pakaian tradisional mereka. ada sedikit perbedaan penyebutan nama pakaian ini antara KOrea Selatan dengan KOrea Utara. Karakteristik yang menjadi keunggulan Hanbok adalah  potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang atraktif dan indah. Jika Hanbok digunakan oleh orang-orang di KOrea selatan, Orang Korea Utara menyebut “Jeoseon ot” (저선 ). Ini tidak mengherankan, karena, pakaian tradisional Korea yang paling terkenal adalah pakaian yang berkembang di zaman dinasti Jeoseon, dinasti terakhir KOrea. Sebelum masa dinasti Jeoseon, hanbok lebih rumit dan tidak praktis untuk dikenakan saat melakukan pekerjaan sehari hari.


Setelah puas dengan berbagai gaya dan pose dengan beberapa view indah.Kami masih harus melanjutkan destinasi hari ini ke beberapa tempat menarik.
Lengkap sudah penampilan wanita Minang dengan Pakaian khas Korea Hanbook.













(nach yang ini baru Bundo Kanduang lagi numbuk Padi di Lasuang...) Meciko..210414

Tidak ada komentar:

Posting Komentar