Halaman

Rabu, 02 Oktober 2019

BAK OSHIN PAKAI KIMONO YUKATA DI KAMPUNG KYOTOKU EDISI DE NYONYAH

 Kami sudah lama ingin foto menggunakan Kimono atau Yukata Jepang tapi belum ketemu Resto atau tempat  yang punya sewa Kimono.Sehingga baru terealisasikan saat di Floating Market Lembang sudah ada Kampung Jepang KyotoKu dengan suasana bak di Kyoto dengan menggunakan Kimono.
Nach barangkali ada yang penasaran apa bedanya Yukata dengan Kimono ya.
Bagi orang awam mungkin Kimono dengan Yukata sama saja merupakan Pakaian Khas Wanita Jepang .Ternyata ada perbedaan diantara keduanya 
Kimono merupakan pakaian khas Wanita Jepang di era Muromachi (1392-1568) dimana berasal dari bahan sutera asli dan harganya sangat mahal.Kimono juga punya tingkat status sosialnya.Wanita lajang,wanita menikah dan para bangsawan mempunyai gaya memakai Kimono yang berbeda.Kimono dipakai menggunakan alas kaki dengan kaos kaki dimana  alas kakinya dikenal dengan nama "Zori".
 Yukata disebut juga dengan Summer kimono yang terbuat dari bahan yang lebih ringan seperti katun dan mudah menyerap keringat karena dipakai saat musim panas.Sementara Kimono dipergunakan saat Musim dingin dan dalam acara formal
Yukata mulai dikenal saat zaman Edo (1603-1868) yang melarang penduduknya bermewah mewah.Sehingga zaman ini Yukata lebih terkenal dibandingkan Kimono.
Yukata dipakai dengan mengunakan alas kaki terbuat dari kayu yang dikenal dengan nama "Geta" digunakan di luar ruangan ,acara musim panas,Festival dll.Jadi sebenarnya kita sekarang pakai Yukata Kimono bukan Kimono original karena bukan terbuat dari Sutera dan berlapis lapis.
 Walaupun Floting Market Lembang sudah sering kami kunjungi dengan berbagai acara yang berbeda beda.Tetapi baru akhir akhir ini kami tahu ternyata Floating Market membuka destinasi khas ala -ala Jepang di Kampung Jepang Kyotoku.
Walaupun secara Pribadi Kyoto di Jepang sudah pernah saya datangi 2x dan pernah saya bahas di sini cekidot
 http://meciko.blogspot.com/2018/01/pesona-kyoto-yang-membius-untuk-kembali.html
 
Kami punya waktu yang pas di tgl 9 Oktober Rabu untuk kembali dolanan ke Floating Market Lembang persisnya ke Kampung Kyotoku .
Kami sewa Elf saja biar kita full team De Nyonyah 10 orang bisa duduk manis  tanpa nyetir ke luar kota .Paginya jam 5.30 kita sudah kumpul di rumah Enin Tini di Cluster Melati Indah untuk siap berangkat paling telat jam 6 sudah otw Lembang.
Jalanan menuju Lembang ramai lancar sambil menikmati Karaoke dari HPnya Wiwik tanpa terasa perjalanan menuju Floating Market sudah sampai sekitar Jam 11an kita sudah sampai di parkiran Floating Market.
Kami selalu jalan di hari kerja agar tidak penuh sesak dengan pengunjung di week end.Apalagi week end hari keluarga jadi agar tidak mengganggu acara keluarga tentunya.
Floating Market Lembang persisnya berada di Jl Grand Hotel No 33 E Lembang Bandung.Walau banyak planning selain ke Floating tapi kami skip dulu untuk tujuan pertama Kyotoku_FloatingMarket. 
 Saat masuk dan beli tiket Floating Market Rp 20.000 dengan free 1 gelas minuman Coffee atau Tea .
Kami lansung menuju Kampung Jepang Kyotoku saja karena hampir semua destinasi di Floating Market sudah kita explore di acara acara sebelumnya.
Inilah destinasi terbaru di Floating Market Lembang seperti Kampung China di Bandung atau destinasi terbaru Kampung Korea di Bandung juga maka di Floating Market dibuatlah Kampung Jepang KyotoKu.
Kampung Jepang menawarkan suasana eksotik ala Jepang dengan beberapa arsitektur bergaya Jepang dan suasana bak di negeri Oshin ini.
Setelah mencari informasi tempat penyewaan Kimono Yukata Hanbook kami lansung meluncur ke lokasi yang ternyata bangunan berada di tengah danau.
Saat kami sampai di lokasi sewa kostum yang berada di bangunan tengah danau dengan melewati jembatan kayu.
Sewa kostumnya mahal juga ya Rp 175  Ribu per jam dengan gratis kaos kaki warna putih satu.Sementara beberapa kostum Kimono Yukata berharga Rp 200 rb bila dilihat sepintas warna dan bahannya lebih bagus.Nyah Corina dan Nyah Loli memilih kostum ini.Sementara 8 orang lagi memakai Kostum Rp 175 rb.Kami awalnya tidak diberikan informasi yang detail sama penyewa kostum syarat syarat selama sesi pemotretan.
Inilah yang kemudian menjadi drama protes di akhir saat pengambilan foto.Memang secara sewa Kimono sangat mahal bila dibandingkan destinasi Nusantara di Kota Kota lain.
Saat di Minangkabau Padang ,Malang,Bandung harga sewa kostum Tradisional sangat murah  tetapi memang kita ke Kyotoku untuk pakai Kimono berapa pun pastI akan kita bayar.Setelah kita memilih warna dan jenis Yukata yang akan dipakai.Kemudian kami didandani menggunakan Obi,ikat tali menggunakan pita besar di belakang Yukata kemudian hiasan Bunga di jilbab kami karena semua berkerudung dan terakhir kita pakai Kaos Kaki Putih dan Kelom Kayu dipilih sesuai ukuran kaki.
Setelah kami semua selesai berpakaian dan siap explore 1Jam kita lansung  menuju ke ruangan ( Washitsu) yaitu ruangan yang beralas Tatami dalam bangunan traditional Jepang.Washitsu ala resto yang sudah mereka sulap menjadi tempat makan Jepang duduk lesehan .
Disana juga terhidang menu makanan ala Jepang dalam bentuk replika sangat menarik.Kalau di Jepang makanan yang sangat mirip original itu disebut dengan Shokuhin Sanpuru atau contoh makanan.Sampel makanan ini sudah ada sebelum jaman Perang Dunia lho.Th 1917-1932 seorang Pria Jepang Takizo Iwasaki berhasil menciptakan replika makanan Omelet pertama di Jepang.Umumnya sampel Makanan ini terbuat dari resin/lilin plastik.Sampai sekarang replika makanan ini sudah terlihat di resto resto Jepang pada umumnya.
Ternyata setiap objek wisatanya mereka sudah menyiapkan fotografer dan mereka melakukan sesi foto berkali kali buat kita dan tidak boleh menggunakan kamera Pribadi.Awalnya kami semua nurut dengan aturan mereka.Tetapi saya kok feeling ada yang kurang bila kita tidak menggunakan kamera HP sendiri.Seperti yang saya lakukan bila travelling Nusantara atau Manca Negara.#ternyata ini berguna lho#
Dari tempat makan kemudian kita ke ruang terbuka dekorasi Kyoto saat  Musim Gugur, Aki, 秋.disini kita juga difoto 2-3 style  per orangnya.kemudian spot di perahu kayu dengan lampionnya, spot ruangan dengan sakura musim semi fuyu 冬 dan suasana ruangan rumah Style Jepang,spot foto di tengah tengah musim semi bak sakura bermekaran dimana mana.Secara keseluruhan foto kita mungkin sudah ratusan di fotografer team mereka.
Tetapi di sela sela foto di ruang mereka saya dan Nyah Endang saling kode untuk ambil foto pribadi juga banyak foto yang sudah saya rekam di HP pribadi.
Bahkan ada spot seperti bak "Arashimaya Bamboo Grooves" walaupun tidak persis tetapi sepintas terlihat sangat instagramable.
 Setelah hampir 1 jam lebih kami menghabiskan dan explore semua spot ruang dan dalam Kyotoku saatnya kami ganti kostum dan mereka menyuruh kami mengambil foto di bagian lain dekat spot Pasar Kuliner. 
Kami makan di Pasar Kuliner dengan menggunakan koin .Setelah selesai makan dan ngopi kami mengambil foto yang mereka informasikan tadi.Ternyata kami hanya diberi 1 Foto ukuran 10 R saja untuk keseluruhan spot yang mereka ambil hampir ratusan foto.Tanpa diberi soft file dan bila butuh softfile kita harus bayar lagi untuk 10 org Rp 995 rb..Wah muahaaal sekali dan kenapa semua aturan ini tidak diinformasikan dari awal.
Kami protes dengan staf mereka dan mereka tidak bisa memutuskan akhirnya saya bicara dengan Manager mereka hanya via telpon tetap saja mereka tidak memberikan soft file untuk foto kita yang ratusan mereka shoot.Wah sayang Team management Kyotoku tidak terbuka dalam persoalan ini.Seharusnya dari awal sewa kostum staff mereka harus memberikan informasi yang detail dan kriteria detail semua saat pengambilan foto diatas juga dipajang di tempat sewa kostum.Jadi semua open management.
Sayang banget lho banyak destinasi di seluruh Nusantara memberikan soft file ke pengunjungnya.Kenapa disini terlalu dikeep dan mahal sekali.Semoga Team Management mereka bisa merevisi kebijakan ini yang merugikan pengunjung lho apalagi kami "De Nyonyah" yang memang hobi Foto.
Akhirnya kesepakatan kami tidak ada jalan tengahnya.Kami mengalah karena atasan mereka tidak mau menemui kami di lokasi.
Akhirnya beberapa foto yang ada di soft file mereka harus saya foto via monitor mereka.Yach gimana lagi.Masak kita harus bayar hampir 1 juta lagi..wahhh ampun dech.Karena kami sudah hampir menunggu 1 jam juga ditempat pengambilan foto dan keputusan membuat kami kecewa.
Akhirnya Floating Market untuk destinasi yang lain tidak jadi kami explore lagi.


 Kita meninggalkan Floating Market dengan kondisi kecewa berat.Semoga untuk ke depan management bisa lebih memihak ke pengunjung.
Berikan kepuasan dan kenyamanan buat pengunjung sehingga semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Kyotoku dan menggunakan Kimono Yukatanya.
Kami masih mampir di Bandung untuk cuci mata dan senja makan di Resto Raja Sunda sebelum masuk Toll Cipularang.

 






nyah Meciko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar