Halaman

Selasa, 26 Juli 2022

MANSION TJONG AFIE MENGUKIR SEJARAH DERMAWANNYA SEORANG SAUDAGAR TIONGHOA Edisi 5

 Setelah Edisi ke-4 bahas tentang Destinasi ini "WISATA  RELIGI DI MESJID RAYA AL MASHUM " Kami melanjutkan perjalanan ke Museum Tjong Afie yang berada di Jl kesawan yang sekarang dikenal dengan Jl Ahmad Yani.

Saya juga pernah mendatangi Mansion "Tjong Afie " ini waktu kami juga jalan ke Medan th 2015 

http://meciko.blogspot.com/2015/05/kemegahan-tjong-afie-mansion-di-balik.html


Kesan pertama yang kami terima yaitu saat kami membaca Prasasti Sejarah Singkat Tjong Afie.
“There on the earth where I stand.I hold the sky.Success and glory consist not in what I have gotten but in what I have given”..

Tadi kita mampir di Mesjid Al Mashum yang penuh sejarah di Kota Medan .Nach Medan ternyata memang banyak menyimpan bangunan yang penuh sejarah termasuk Mansion Tjong Afie ini yang awalnya kediaman Tjong Afie.Saudagar dermawan yang berasal dari China (Profinsi Guangdong) yang hidup di tahun 1860-1921.Bangunan Cagar Budaya Rumah Keluarga Tjong Afie yang berdarah Tiongkok yang dulunya saudagar menguasai perkebunan dan berbagai  tanaman komoditas,perdagangan dan juga membangun pertokoan sepanjang Jl Kesawan yang sekarang dikenal dengan Jl Ahmad Yani.Sementara kediaman Tjong Afie berada persis di Jl Ahmad Yani No 105.


Mansion ini di depannya ada gerbang kecil dengan atap khas China yang terlihat kecil dari depan gerbang.Saat masuk ke pintu gerbang  Musium Tjong Afie kita harus bayar restribusi Tiket Masuk seharga Rp 35 rb per orang. Jam kunjungan dari jam 09.00-17.00 WIB .Karena BukBen kita Notaris Mai Emmi dia lansung minta tiket dan apa ada merchandise dari Tjong Afie buat pengunjung.Ternyata petugasnya bilang cuma tiket saja.Perlu dipikirkan juga buat ke depan ada merchandise atau semacam Cendera Mata setelah kita berkunjung ke Musium ini.


Kami memasuki pintu masuk kediaman berlantai 2 ini masih seperti th 2015 masih terawat rapi dan tidak ada perubahannya.Rumah kediaman Saudagar kaya raya nan dermawan itu mungkin di masanya saat mewah dan elit.Lihat saja lebih dari ratusan tahun kemudian sisa sisa kemewahan di zamannya masih tersisa.Terlihat foto besar Tjong Afie terpampang besar di ruangan musium ini.Tjong Afie adalah Majoor der Chineezen atau dikenal dengan walikota pertama untuk komunitas China di Medan.



Saat di depan pintu masuk mereka juga menyediakan pemandu bila ingin mengetahui sejarah dan seluk beluk isi kediaman Tjong Afie yang sudah berumur hampir 120 th ini.tetapi kita tidak perlu menggunkan jasa pemandu karena Jida Witri lebih fasih menceritakan seluruh isi bangunan ini.Mungkin sudah begitu sering mmbawa keluarga,kenalan dan tamu ke sini sehingga fasih sekali menceritakan semua sejarah Tjong Afie.Apalagi Atuk Faisal  masih ada Titisan darah Sutan Delli jadi semakin paham nilai sejarah  Kerajaan Delli dan Medan dulunya.







Kami menikmati arsitektur interior Musium Tjong Afie ini dengan perabotan khas penuh ukiran dan juga tulisan China mendominasi interiornya.Bahkan lampu lampu antiknya terlihat berasal dari China dan Austria .


Tjong Afie merupakan Filantropis yang membantu perkembangan ekonomi dan sosial di Masyarakat .Bahkan sejarahnya beliau juga penyumbang pembangunan Istana Maemun,Mesjid Al Mashum yang kita datangi sebelumnya dan Taman serta deretan pertokoan di Medan.Bukan saja di Indonesia dia terkenal tetapi sampai ke Singapore,Penang,Tiongkok, Hongkong dan Amsterdam . 


4 Bulan sebelum kepergiannya ternyata beliau meninggalkan surat wasiat dihadapan Notaris Dirk Johan Facquin den Gaven,dimana isinya mewariskan seluruh warisan  dan kekayaannya yang berada di Sumatera dan luar Sumatera ke sebuah Yayasan Toen Moek Tong yang didirikan di Medan dan Sungkow.Secara garis besarnya beliau minta yayasan ini memberikan bantuan keuangan untuk generasi muda berbakat,berkelakuan baik untuk meneruskan pendidikan tanpa membedakan kebangsaannya,membantu bagi yang mampu bekerja karena cacat ,buta atau ada penyakit berat.Serta ikut membantu korban bencana alam tanpa memandang etnis ,kebangsaan dan keturunan.Masya Allah mulia sekali Tjong Afie sehingga kedermawanannya masih dirasakan sampai saat ini.











Udara panas teriknya Kota Medan membuat kami sudah cukup gerah dan mengakhiri menulusuri sudut demi sudut sejarah yang penuh  cerita dermawan dan sosial tingginya seorang Tjong Afie di masanya.Kami butuh ngopi dan minum teh di sore hari yang kebetulan Tip Top Restoraunt persis di depan Musium ini.Penuh sejarah dan kenangan juga dalam sejarah kuliner di Kota Medan.

to be continued.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar