Halaman

Senin, 25 Juli 2022

WISATA RELIGI PARA AMAI KECE DI MESJID AL MASHUM KOTA MEDAN EDISI 4

Setelah Edisi ke-3 bahas tentang Destinasi ini "WISATA KEBUN MADU EFFI" yang berada di Perbukitan Puncar 2000 Siosar Desa Kacinambun Kabanjahe,SumaterUtara.

http://meciko.blogspot.com/2022/07/berasa-berada-di-new-zealand-ala.html 

Keesokan harinya setelah kita  dari Sibolangit dan Berastagi  dan sampai di Kota Medan Tujuan Utama yang mau didatangi pasti dan Wajib yaitu sebuah Mesjid Raya Medan yang penuh kenangan dan sejarah di Kota Medan.Setiap wisatawan yang berkunjung ke Medan selalu menyempatkan mampir ke Mesjid indah ini.Selain sholat wajib juga sholat sunat dan menikmati keindahan mesjidnya yang penuh dengan history.

Mesjid Al Mashum ini berada tidak jauh dari Istana Maemun.Kita akan mampir di ke-2 tempat ini tetapi memang lebih lama di Mesjid Indah ini karena kami menunaikan sholat Jamak dari perjalanan kami dari Sibolangit sekalian istirahat dari kepenatan perjalanan jauh dari luar kota..Jarak Mesjid Raya ke Istana Maemun sekitar 700 m bahkan menurut pengurus BKM Mesjid Raya dulunya Sultan /Raja Delli bila sholat melewati terowongan bawah tanah menuju Mesjid.Tetapi sudah lama ditutup karena sudah rusak.Begitu katanya.

Kami memasuki area parkir mesjid hampir waktu Sholat Ashar.Terdapat sepanjang parkiran tenda tenda kuliner yang nyaris didominasi Kuliner Minang.Terdengan sapaan dan teguran mampir dari  para penjual ke kami dalam bahasa Minang.Umumnya perantau Minang yang membuka kuliner di sepanjang depan Mesjid.

Mesjid Raya Medan atau dikenal dengan Mesjid Raya Al Mashum terletak di Jalan Sisingamangaraja No 61 Medan.Bangunan yang merupakan peninggalan kejayaan Kesultanan Delli hingga kini masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Mesjid Al Mashum dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909.Pada saat masa pemerintahan Sultan Ma'mun AlRasyid Perkasa Allam yang telah berusia 113 tahun..
Saya sudah pernah membahas tentang Mesjid ini dengan sejarah dan pesona keindahannya saat berkunjung ke Medan th 2019.


https://meciko.blogspot.com/2019/03/pesona-dan-keindahan-mesjid-raya-medan.html
Tetapi terasa kurang saat jalan dengan Amai Kece Keren tanpa kembali mengulas Mesjid Raya ini dengan sejarahnya.Bangunan indah dengan dominan warna putih kekuningan mencolok berada di atas lahan 18.000 m2 dengan luas bangunan mesjid 5000 m2.
Kami masuk ke pelataran Mesjid yang sangat luas dengan panas matahari menyengat. Kami menaruh sepatu di tepat penitipan sepatu/sandal dan berjalan ke arah Toiletnya yang besar dan rapi dan bersih.Saat kembali dari wuduk dan memasuki Mesjid untung lantai dialasi keset hitam dijejer  yang sedang disiram penjaganya sehingga kaki tidak kepanasan dengan udara Kota Medan yang sedang teriknya.Masuk ke area Jemaah Wanita terasa sejuknya ruangan Mesjidnya.Tidak ada yang berubah dari saya datang di Th 2019 sampai sekarang sepertinya Interior tetap sama saja.

Mesjid yang dibangun Sultan Deli ini selesai 3 tahun kemudian merupakan perpaduan arsitektur dari beberapa gaya arsitektur perpaduan daya Arsitektur India,Arab,Spanyol(Andalusia) dan Timur Tengah. Masya Allah begitu banyak arsitektur yang mendominasi bangunan ini membuat interior dan ekteriornya sangat cantik dan indah.



Mesjid Raya ini merupakan mesjid tertua dan sangat terkenal di Sumatera Utara khususnya Kota Medan.Bila sebelumnya saya pernah mendatangi Istana Maemun dan Istana Siak.Nach Mesjid Raya Medan ini tidak terlepas dari keindahan arsitektur Istana Maemun karena Arsitek asal Belanda bernama Van Erp juga mendesain Mesjid Al Mashum .Tetapi beliau kemudian ditugasi ke Pulau Jawa untuk Restorasi Candi Borobudur saat itu posisi Van Erp kemudian digantikan oleh seorang Arsitektur Belanda juda JA Tingdemans.Al Mashum artinya "dipelihara".Nama adalah doa sehingga sampai sekarang masing terawat dan dipelihara kemegahan dan keindahannya sehingga dijadikan Warisan Cagar Budaya.

Kabarnya biaya pembangunan mesjid ini memakan biaya 1 juta Gulden yang diambil dari Kesultanan Deli yang saat itu  jaya jayanya penjualan Tembakau Deli.Tetapi saat dikutip dari Tengku Luckman Sinar dalam bangunan dan runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur (2006) ternyata dana pembangunan Mesjid ini dibantu  juga oleh Saudagar dari Ethnis Tionghoa Merdan yang bernama Tjong Afie. 

Nach di edisi berikutnya kita akan telusuri Kediaman Tjong Afie yang sekarang sudah dijadikan Museum Tjong Afie yang berada di Kota Medan da menjadi salah satu destinasi Wisata Sejarah di Kota Medan..Sabar yaaa.

Selalu suka saat membaca sejarah tiap bangunan atau sejarah suatu daerah.Sehingga kita bisa belajar arti sebuah sejarah yang membuat kokohnya bangunan lama (cagar budaya) untuk dilestarikan .


Kami sholat jamak zuhur ashar disini dengan tenang karena tidak begitu banyak pengunjung di hari sabtu siang.Sehingga kita bisa sedikit leyeh leyeh dan berfoto leluasa diinterior dan eksetiornya mesjid.Bahkan Jida Witri sempat mewawancara Qarinnya ditengah kita leyeh leyeh sehabis sholat.



Denah Mesjid ini berbentuk Bujur Sangkar dimana gerbang besarnya dinaungi oleh kubah kubah berwarna hitam di ke-4 sudutnya . 4 Sudut sesuai dengan 4 penjuru mata angin Utara,Selatan,Timur dan Barat.4 Sudut yang berada di penjuru mata angin ini salah satu inspirasi meniru gaya Mesjid Timur Tengah.

Bahan bangunan untuk dekorasi dan marmernya digunakan berasal dari Italia dan Jerman.Bahkan kaca kaca patri bergaya klasik berasal dari negeri China.Sementara Kubahnya bergaya Moghul India. Masya Allah.

Sementara interior dalamnya didominasi warna hijau nan seju.Bahkan pintu danjendelanya juga berwarna hijau.Permadani mesjidnya berwarna hijau membuat perpaduan warna interior mesjid menjadi serasi dan sejuk.Termasuk beragam jenis kaligrafi yang terpampang.Mimbarnya sangat unik dengan tangga melingkar dengan berhiaskan ornamen yang sangat indah dan khas.Bahkan untuk mengumandangkan azan diberikan areal khusus dengan tangga seperempat lingkaran dengan dihiaskan marmer serta ornamen ukuran bermotif floral dan geometris.Masya Allah indahnya.

Bila memasuki kawasan Mesjid sebaiknya kita harus berpakaian sopan dan berbusana Muslim.Kebetulan Opung Taruli Non Muslim tetapi kami pas sedang membawa Selendang Koto Gadang sehingga dia bisa menutupi kepalanya dengan selendang khas Minang ini.

Saat kita mau foto foto di luar mesjid kita didatangi bapak setengah baya yang menawarkan diri untuk meabadikan moment kita.Ternyata beliau qarin di mesjid ini yang masih ada darah minang dari ayahnya yang sudah puluhan tahun bekerja disini.Sampai kita di dalam mesjid pun beliau menawarkan diri untuk mengambilkan foto foto indah kita dengan angle angle yang ciamik saking puluhan tahun bantu jemaah untuk motret mereka.Barakallah Uda.
Karena kita berada tidak jauh dari Istana Maemun kami lansung mampir ke sana.Berhubung udara terik sekali kami sempat berfoto diluar Istana saja.Dan berniat besok kembali lagi.Tetapi beberapa dari kami sudah pernah ke sini menjadi tidak begitu antusias untuk masuk ke dalam Istana.

Takjub atas keindahan Mesjid Al Mashum ini membuat kami masih betah berlama lama disini tetapi masih ada beberapa destinasi lagi membuat kami pamit dan melanjutkan perjalanan mengitari Kota Medan.

to be continued


2 komentar: