Halaman

Selasa, 02 Agustus 2022

SEKILAS MELEWATI NEGERI SERIBU RUMAH GADANG SOLOK SELATAN

Saat memutuskan untuk kembali ke rantau setelah  Lebaran di  kampuang tacinto Padang 2022 kami memutuskan cuma berdua saja pulang ke Bekasi karena waktu yang tidak bersamaan dengan anak anak.Jadwal anak anak yang kembali ke Bekasi dengan waktu yang berbeda sementara saya berdua doi masih punya cuti panjang sehingga kami bisa Touring keliling sampai menikmati Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Kami berdua kembali ke rantau melewati jalan darat  kebetulan dari rumah Oma di Kota Padang dengan rencana habis subuh kita sudah siap untuk jalan santai menuju Alahan panjang target sarapan pagi kami.

Kemaren sempat janjian dengan sahabat  di Kimia85 Aat & keluarga untuk sama  sama balik ke rantau tetapi jalan ke Kerinci dulu.Kebetulan beliau urang Payakumbuh  juga sehingga kami nanti janji akan ketemu di Alahan panjang saja.

Perjalanan sabtu tgl 7 May 2022 dari Kota Padang di hujan ringannya kota Padang sungguh lancar dan tidak banyak hambatan sehingga Jam 8 pagi kami sudah memasuki Alahan PanjangJarak Kota Padang ke Alahan Panjang hanya berjarak 65 km yang ditempuh sekitar 1-1,5 jam yang dijuluki dengan "Nagari Dingin tanpa Salju"yang terletak di kaki Gunung Talang  yang merupakan bagian gugusan Bukit Barisan tepatnya di  lereng timur Taman Nasional Kerinci Seblak.
Nagari Alahan panjang ini merupakan titik terdingin di Sumatera Barat dengan kisaran suhu 10-15 der Celcius.Makanya  disini sering terlihat para bapak bapaknya menggunakan Sarung dan Sebo(Kupluk)  penutup badan dan kepala di dinginnya udara Alahan Panjang.Sudah jelas begitu dinginya dengan ketinggian 1400-1600 mdpl.
Sambil mencari lapau(warung nasi) untuk sarapan pagi di depan mata sudah terbentang hampar hijaunya perkebunan sayur dan dilatar belakangi Danau Diateh (Danau Diatas)  Alahan panjang.Danau kembar yang terletak di daerah ini hanya berjarak 300 m saja.

Setelah kami sarapan pagi di Kawasan Mitra Water Park Pantai Cermin sebelum Surian..Kita disini menunggu Aat dan keluarga yang melewati Ombilin .Karena jalanan  yang cukup jauh jaraknya akhirnya kami meneruskan perjalanan sampai ke Solok Selatan Muara Labuh.

Saat sampai di Solok Selatan sambil ngobrol kita sempat membahas Kawasan Rumah Gadang di Solok Selatan lokasinya dimana ya gitu.Karena kita targetnya menuju Kerinci sehingga Google Maps tidak mentargetkan areal tersebut.Tanpa sadar ternyata kami melewati Kawasan yang barusan kita diskusikan.

Ternyata Mobil kami terlewat dari jalan pintu masuk ke Kawasan Rumah Gadang 1000 tersebut.Kami balik lagi karena hanya berada di tepi jalan utama menuju Muaro Labuh.Akhirnya kami memasuki Gerbang yang tertulis besar "Kawasan Saribu  Rumah Gadang Solok Selatan".

KAWASAN SARIBU RUMAH GADANG SOLOK SELATAN"


Sementara di depan rumah gadang terdapat bangunan baginjong lebih kecil yang disebut Rangkiang atau lumbung padi khas Rumah Gadang.Bangunan ini biasa berderet di depan rumah gadang.Jumlah rangkiang kadang lebih dari satu sesuai dengan nama dan  fungsinya.


Kawasan Saribu Rumah gadang artinya kawasan 1000 Rumah besar ini tepatnya berada di Nagari Koto Baru,Kec Sugai Pagu,Kabupaten Solok Selatan,Sumbar.Daerah ini terdapat banyak rumah gadang bagonjong rumah khas Minangkabau dimana pada tahun 2017 Kawasan ini dinobatkan menjadi "Kampung Adat Terpopuler di Indonesia".

Ternyata kawasan Saribu rumah gadang ini sudah cukup jauh dari Kota Solok hampir masuk ke Muara labuh.Pantas saja wisata ini bila menjadi destinasi akan membutuhkan waktu full day untuk menuju ke sini bila dari Kota Padang karena berjarak 130 km dengan waktu perjalanan 4-5 jam.Sementara bila dari Sungai Penuh Kerinci Jambi berjarak 120 km .

Saat saya turun dari mobil terlihat salah satu Rumah Gadang yang diberi tulisan sejarah didepan rumahnya.

Rumah Gadang Dt Ratu.

Rumah Gadang ini didirikan th 1827dipimpin oleh Bangok membawahi Suku  Laum Tigo Lareh .Rumah Gadang in i sudah dilakukan satu kali renovasi dan termasuk salah satu Rumah Gadang yang diukir kali pertama di Tigo Lareh.Rumah gadang ini sekarang dijadikan tempat tinggal pelancong yang ingin menginap sensasi di rumah khas tradisional Minangkabau.Saat ini generasi ke-7 dari Suku Kaum Tigo Lareh masih tinggal dan mendiamin rumah gadang.

Foto oleh Redha Andika Ahdi/Google Map

Beginilah sepenggal sejarah tulisan tentang sebuah rumah gadang yang masih awet dan terpelihara bahkan bisa dinikmati sama wisatawan yang pingin tinggal disana.Sayang saya tidak sempat naik ke Menara Songket tempat lokasi strategis untuk melihat keindahan Rumah Gadang dari atas.

Saya menyusuri jalanan yang memang ternyata memiliki puluhan rumah gadang dengan warna atap kayu merah bata dengan ukiran di permukaannya yang berumur sudah ratusan tahun .Walaupun kawasan ini dinamakan Kawasan Seribu rumah gadang tetapi sekarang tersisa hanya 174 rumah gadang saja. Menurut informasinya rumah gadang yang tersisa tsb mewakili suku yang ada di nagari  Minangkabau.Kita bahas sedikit tentang sejarah Rumah Gadang Minangkabau:

Istano Pagaruyung Batusangkar

Rumah Gadang merupakan rumah adat Minangkabau yang di dalam buku "Rumah Gadang Arsitektur Tradisional Minangkabau" dijelaskan Arsitektur Bangunan Rumah gadang tsb merupakan peninggalan tidak tertulis yang merupakan ciri dari kebesaran kebudayaan Minangkabau pada masa lalu.Sebagai rumah tradisional pasti mempunyai keunikan dan ciri khas dibandingkan rumah adat suku lain di Indonesia.Rumah gadang terbuat dari Pohon Juha yang sangat kuat dan kokoh dimana menyesuaikan kondisi alam Minangkabau yang rawan gempa.Atap rumah yang terbuat dari ijuk yang melengkung da runcing ke atas yang disebut dengan "Gonjong".Sementara dindingnya terbuat dari potongan anyaman bambu.

Umumnya rumah gadang di Nagari seribu Rumah gadang ini umumnya mempunyai 5 gonjong yang mencerminkan Rukun Islam nan Limo (5).Sementara dindingnya dipenuhi ukiran bermotif flora seperti daun,bunga,buah  dan tumbuhan  yang penuh makna keselarasan Masyarakat Minangkabau dengan alam sekitarnya.Ada yang lebih unik di hampir semua rumah gadang disini menghadap ke Surau Gadang.

Penasaran sudah lama pingin menyusuri kawasan ini ternyata rezeki saya saat kembali ke rantau dan mau jalan ke Sungai Penuh Kerinci tanpa sengaja kami ternyata melewati daerah ini.Meski tidak begitu lama saya keliling di kawasan ini tetapi rasa penasaran terobati setelah bisa menikmati lansung indahnya jejeran rumah gadang penuh sejarah dan masih terawat rapi dan indah.



2 komentar: